Langsung ke konten utama

ILOKUSI EKSPRESIF

ilokusi-ekspresif
Ilokusi ekspresif

ILOKUSI EKSPRESIF bertujuan untuk mengaji tindak ilokusi ekpresif yang merepresentasikan prinsip kesantunan dalam program NHK World. Penelitian tindak ilokusi ekspresif banyak berlandaskan pada teori Leech (1993).

Data pada bahasan ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung tindak ilokusi ekspresif. Teknik pengumpulan data umumnya menggunakan teknik simak dan catat. Tindak ilokusi ini terdiri dari ucapan terima kasih, permintaan maaf, dan  rasa senang.

Klasifikasi tersebut direpresentasikan dalam empat maksim kesantunan yaitu kerendah hatian, pujian, kesepakatan, dan simpati.

# Teori Tindak Ilokusi Ekspresif


Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang  berhubungan. Menurut Chaer dan Agustina (2004:14), bahasa adalah alat untuk komunikasi. Sesuai dengan  pernyataan tersebut keberadaan bahasa sebagai alat komunikasi penting karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan pikirannya.

Ada dua pihak yang saling bertukar informasi dalam berkomunikasi yaitu pemberi informasi (penutur) dan penerima informasi (lawan tutur). Bahasa yang digunakan dalam komunikasi hendaknya dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh lawan tutur.

Dalam menyampaikan sebuah informasi, penutur tidak selalu menggunakan tuturan yang lengkap. Terkadang, meskipun dengan tuturan yang sederhana, maksud dan tujuannya tersampaikan, akan membuat lawan tutur lebih mudah mengerti informasi yang disampaikan oleh penutur.

Disiplin ilmu yang mengkaji segala aspek tentang kebahasaan tercakup dalam bidang linguistik. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki beberapa cabang, di antaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.

## Pendapat Ahli Bahasa


Menurut Wijana (1996:1), keempat cabang linguistik yang pertama mempelajari struktur bahasa secara internal, sedangkan pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana kesatuan bahasa itu digunakan di dalam komunikasi.

Struktur bahasa secara eksternal meliputi konteks, maksud, dan tujuan penutur menuturkan sebuah tuturan kepada lawan tuturnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pragmatik mengkaji konteks dan maksud sebuah tuturan dalam berkomunikasi.

Seperti yang dicontohkan Wijana dan Rohmadi (2009:41-42), dalam tuturan “Tolong!” dan “Dapatkah Anda menolong saya?”akan digunakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Jika dalam keadaan darurat, lebih tepat digunakan tuturan pertama, sedangkan orang yang memohon bantuan orang lain dalam situasi yang tidak begitu mendesak akan cenderung menggunakan tuturan yang kedua.

Levinson (dalam Rahardi, 2003:12) berpendapat bahwa pragmatik sebagai studi perihal ilmu bahasa yang mempelajari relasi-relasi antara bahasa dengan konteks tuturannya. Konteks tuturan yang dimaksud telah tergramatisasi dan terkodifikasikan sedemikian rupa, sehingga sama sekali tidak dapat dilepaskan begitu saja dari struktur kebahasaannya.

Menurut Yule (2006:5), pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu. Seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi, maksud, tujuan, dan jenis-jenis tindakan yang diperlihatkan ketika sedang berbicara.

Misalnya dua orang teman yang sedang bercakap-cakap mungkin menyatakan secara tidak langsung beberapa hal tentang apa yang disampaikan. Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu bahasa yang memepelajari kondisi peggunaan bahasa manusia yang pada dasarnya sangat ditentukan oleh konteks yang mewadahi dan melatarbelakangi bahasa itu.

## Kajian pragmatik


Kajian pragmatik adalah makna satuan lingual secara eksternal yang terikat konteks dan bentuk untuk memahami maksud dari penutur.

Grice (dalam Nadar 2009:43) menyebutkan dalam prinsip kerja sama bahwa dalam interaksi sehari-hari penutur dan lawan tutur memiliki semacam kewajiban untuk saling menyenangkan hati masing-masing. Namun berbeda dengan Leech.

Leech (dalam Nadar 2009:28) berpendapat bahwa dalam pertukaran tuturan peserta tutur tidak hanya harus menghormati prinsip-prinsip kerja sama, tetapi juga mengindahkan prinsip-prinsip kesantunan.

Artinya, dalam komunikasi kesantunan juga berperan penting. Suatu tuturan yang disampaikan tidak boleh meyinggung perasaan lawan tutur, sehingga prinsip kesantunan hendaknya tidak diabaikan.

Agar seorang penutur dapat diterima dengan baik pada waktu menyampaikan suatu informasi, penutur tersebut harus mengikuti dan mematuhi norma-norma kesantunan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

# Ilokusi dan Prinsip Kesantunan


Prinsip kesantunan juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan dalam berkomunikasi. Dengan demikian, peserta pertuturan hendaknya berusaha menghindari ungkapan yang tidak menyenangkan dari lawan tuturnya agar komunikasi berjalan lancar sehingga individu merasa diperlakukan secara santun.

Komunikasi bukan hanya sekedar mengekspresikan pernyataan kebahasaan saja, melainkan ada suatu tindakan yang terkandung dalam suatu tuturan, hal inilah yang dikenal dengan sebutan speech act atau tindak tutur.

Menurut Chaer (2010:27), tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hashiuchi (dalam Zaenal 2011:5) juga menjelaskan pengertian tindak tutur yaitu:

発話というものは単にものを言うことだけでなく, その内容に即した行為をも含んでいるというのが論旨である。

Hatsuwa to iu mono wa tan ni mono o iu koto dake de naku, sono naiyou ni sokushita koui o mono fundeiru to iu no ga ronshi de aru.

‘Yang dimaksud tindak tutur adalah tidak hanya menuturkan sesuatu secara sederhana, tetapi di dalamnya terkandung suatu tindakan sesuai dengan isi tindak tutur.’

## Pendalaman Pemahaman 


Berdasarkan kedua pengertian tersebut, tindak tutur adalah tuturan yang diutarakan oleh penutur tidak semata-mata hanya diutarakan, melainkan adanya suatu tindakan yang diinginkan oleh penutur kepada lawan tutur.

Seperti pada contoh berikut, ketika seseorang mengucapkan tuturan “Ada film bagus” pada temannya, tuturan tersebut tidak hanya bentuk kebahasaan semata yang memberitahukan bahwa ada film bagus, melainkan ada suatu maksud dan tujuan penutur yaitu bermaksud mengajak temannya untuk menonton film bersama.

Keberhasilan suatu komunikasi antara penutur dan mitra tutur dapat ditentukan oleh terlaksananya prinsip-prinsip yang terdapat pada pragmatik, di antaranya yaitu penerapan prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan.

Prinsip kesantunan ini akan terfokus pada tuturan dari penutur dan lawan tutur serta orang yang dibicarakan penutur karena dalam berkomunikasi akan selalu melibatkan banyak aspek di luar bahasa termasuk aspek interpersonal para penuturnya.

Pada kegiatan bertutur yang sesungguhnya, orang selalu mempertimbangkan apakah tuturan yang digunakan itu tergolong sebagai tuturan santun atau tidak santun (Rahardi, 2005:121). Sejalan dengan pendapat Rahardi, lee (1995:343) menyatakan bahwaprinsip kesantunan untuk memperlancar komunikasi berbahasa.

Menurut Leech (dalam Koizumi, 1995:342), terdapat 6 pedoman maksim yang mendasari prinsip kesantunan, namun yang biasanya diungkapkan dengan tuturan ekspresif terdapat 4 pedoman maksim, yaitu sebagai berikut :

Peserta tutur diharapkan dapat besikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Orang akan dikatakan sombong dan congkak hati apabila di dalam kegiatan bertutur selalu memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri. 自己への賞賛を最小し、非難を最大とする。Jiko he no shousan o saishou shi, hinan o saidai to suru  ‘meminimalkan pujian untuk diri sendiri dan memaksimalkan celaan/kritik untuk diri sendiri’.

Wijana dan Rohmadi (2009:55) berpendapat bahwa maksim kerendahhatian biasanya diungkapkan dengan tuturan ekspresif dan tuturan asertif. Berikut ini adalah contoh  tuturan ekspresif
(2) A 本当に 助かりました。 感謝します。
hounto ni tasukarimashita. Kansha shimasu.
Benar-benar tertolong terimakasih
‘Aku benar-benar tertolong. Terima kasih ya.’

(New Approach, 2004:135)

Percakapan (2) menunjukkan bahwa pada tuturan (A) telah memenuhi prinsip kesantunan terutama maksim kerendahan hati. Tuturan tersebut berusaha meminimalkan pujian untuk dirinya dengan menyatakan rasa terima kasih atas kebaikan yang diberikan oleh lawan tutur.

Awalnya, (A) merasa dapat menyelesaikan semua pekerjaannya sendiri, lawan tutur memutuskan untuk membantu (A) sehingga pekerjaannya cepat terselesaikan. (A) merasa senang karena sudah dibantu dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Tuturan tersebut dianggap santun karena walaupun tidak mengharapkan bantuan, (A) tetap menyampaikan rasa terima kasih sebagai balasan kebaikan lawan tutur.

Orang akan dapat dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan pujian kepada pihak lain. 相手の非難を最小とし、賞賛を最大とする。Aite no hinan o saishou toshi, shousan o saidai to suru (Meminimalkan celaan untuk orang lain dan memaksimalkan pujian untuk orang lain).

Wijana dan Rohmadi (2009:54) berpendapat bahwa maksim pujian biasanya diungkapkan dengan tuturan ekspresif dan tuturan asertif. Berikut ini adalah contoh  tuturan ekspresif .
(3) A : やあ、 けっこうな お宅ですね。
yaa, kekkou na otaku desu ne.
Wah bagus rumah ya
‘Wah, rumah yang bagus ya.’
B : いや、 粗末な 普請です。
iya, somatsu na fushin desu.
Tidak sederhana bangunan
‘tidak, cuma bangunan sederhana saja.’
(Koizumi, 1995:342)

Pada percakapan tersebut, tuturan yang disampaikan oleh (A) memenuhi prinsip kesantunan terutama maksim pujian. (A) berusaha memaksimalkan pujian untuk orang lain dengan memuji kondisi rumah (B).

Tuturannya sudah menunjukkan kesantunan dengan memperkecil celaan kepada lawan tutur. Hal ini dilakukan agar komunikasi antara keduanya berjalan lancar sehingga tidak terjadi ketersinggungan.

Kesantunan dalam bahasa Jepang disebut dengan keigo. Menurut Minoru (dalam Sudjianto, 1996:124), keigo adalah bahasa atau kata-kata khusus yang digunakan untuk menunjukkan kerendahhatianpenutur dan untuk menyatakan rasa hormat penutur terhadap petutur.

Keigo merupakan ragam bahasa sopan yang dalam penggunaannya memperhatikan situasi, siapa lawan bicara dan siapa yang dibicarakan. Tingkatan tuturan bahasa Jepang menurut Nakao (1997:143) ditentukan berdasarkan parameter berikut ini.

Usia (nenrei), dengan melibatkan apakah tua atau muda, senior atau junior. Orang yang lebih muda menggunakan ragam bahasa sopan kepada yang lebih tua untuk menunjukkan rasa hormatnya.

Status posisi (chii), meliputi apakah atasan atau bawahan, dosen atau mahasiswa. Di Jepang, hubungan atasan – bawahan sangat terlihat dari bahasa yang mereka gunakan.

Gender (sei), meliputi apakah laki-laki atau perempuan. Wanita lebih banyak menggunakan keigo karena cara pandang masyarakat Jepang terhadap perempuan. Namun demikian, laki-laki juga menggunakan keigo terhadap perempuan agar terlihat santun.

Tingkat keakraban (shinso), apakah orang yang berada di lingkungan sendiri (orang dalam) atau sebaliknya (orang luar). Semakin akrab seseorang dengan lawan bicaranya, semakin rendah bahasa sopan yang digunakan.

Bentuk kalimat (buntai) apakah bahasa percakapan sehari-hari, bahasa yang digunakan dalam seminar, atau bahasa yang digunakan dalam rapat, formal dan nonformal (koushi), apakah bahasa yang digunakan bersifat umum atau pribadi.

Konteks penting dalam menafsirkan berbagai macam teks. Konteks sangat menentukan makna suatu ujaran. Rahardi (2005:50) berpendapat bahwa konteks adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang menyertai dan mewadahi sebuah tuturan.

Keberadaan konteks sangat penting dalam berkomunikasi, karena jika penutur menyampaikan sebuah informasi dan lawan tutur tidak memahami konteks yang terdapat dalam komunikasi tersebut, maka maksud dan tujuan penutur tidak akan tersampaikan dengan baik kepada lawan tutur.

Konteks berfungsi untuk memperlacar tuturan karena konteks mempengaruhi kemampuan lawan tutur dalam menginterpretasikan suatu tuturan yang dimaksud oleh penutur.

Kesantunan berbahasa akan mengatur apa yang harus dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu kepada lawan tutur berkenaan dengan status sosial budaya masyarakat tersebut. Realitas sosial akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa.

Perubahan bentuk kalimat saat digunakan dalam berkomunikasi berpengaruh terhadap nilai rasa dari kalimat tersebut, disesuaikan kepada siapa penutur berhadapan atau berbicara.

NHK merupakan singkatan dari Nippon Housou Kyoukai adalah satu-satunya lembaga penyiaran publik di Jepang. NHK memulai siaran radio pada tahun 1925. Perusahaan ini didanai oleh iuran televisi yang dibayar pemilik pesawat televisi agar dapat memberikan materi siaran yang bebas dari pengaruh politik atau organisasi swasta serta memprioritaskan opini khalayaknya.

NHK saat ini melakukan siaran di 4 saluran televisi dan 3 saluran radio dalam negeri. Saluran TV Umum dan TV Pendidikan untuk layanan TV teresterial serta 3 saluran radio dalam negeri menyajikan berita, program pendidikan, hiburan keluarga dan sebagainya.

Dua saluran TV ini menyajikan program yang fleksibel guna memenuhi kebutuhan yang luas. NHK WORLD menyelenggarakan layanan penyiaran internasional.

NHK WORLD adalah layanan penyiaran internasional NHK. NHK mengelola layanan televisi dan radio internasional serta internet. Seluruh layanan ini dikenal sebagai NHK WORLD.

NHK World merupakan media pembelajaran bahasa Jepang yang terdapat sebuah percakapan-percakapan yang menceritakan kehidupan sehari-hari di Jepang.

Dalam program NHK World tersebut peneliti mengambil data pada edisi ketiga bulan april tahun 2015dengan 48 adegan percakapan. Setelah melakukan pengamatan lebih dalam terhadap percakapan pada program NHK World, ditemukan banyak tuturan yang mengandung kesantunan berbahasa Jepang.

Banyaknya tuturan yang mengandung tindak ilokusi ekspresif dalam percakapan tersebut, membuat peneliti lebih tertarik untuk menganalisis lebih mendalam, karena sumber data penelitian ini merupakan salah satu bentuk media pembelajaran bahasa Jepang dimana dalam pengajaran bahasa Jepang belum diterapkan secara keseluruhan, sehingga bisa berkontribusi terhadap dunia pendidikan bahasa Jepang. Terima kasih telah singgah di nihongo-gakka(*)

REFERENSI ILOKUSI

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koizumi. 1995. 「日本語教師のための語学入門」大修館長.

Leech, Geofrrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa : Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta:

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Garaha Ilmu.

Nakao, toshio. 2002. Shakai gengogaku gairon. Tokyou: kuroshio.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sudjianto, 1996. Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri A. Jakarta: Kesaint Blanc.

Tim Penyusun. 2004. New Approach Chukyuu Nihongo. Japan: Nihongo Kenkyusha.

Toshio, Nakao. 1997. Shakai Gengogaku Gairon – Nihongo to Eigo no Rei de Manabu Shakai Gengogaku. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Wijana, I Putu Dewa. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Yogya.

Wijana, I Putu Dewa dan Muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Komentar

  1. Best Real Money Casino Apps in USA 2021 - CasinoWow
    Slots Casino — One of the most recognizable aprcasino online slots games around. This gri-go.com game's most recent is the Playtech 🏆 바카라사이트 Best Real Money Casino App: SlotWolf🎁 #1 USA Casino Bonus: nba매니아 Risk Free Spins for $1,000🏆 Best Real Money Casino App: SlotsMillion septcasino.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sintaksis dalam Bahasa Jepang

Tinjauan Umum Terhadap Sintaksis Sintaksis  adalah  bidang  tataran  linguistik  yang  secara  tradisional  disebut  tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan tattiein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologi, sintaksis berarti menempatkan   bersama   kata-kata   menjadi   kelompok   kata  atau  kalimat.  Arifin (2008:1-2) mengemukakan sintaksis sebagai cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya rumah mewah. Frasa membicarakan hubungan antara sebuah kata dan kata yang lain. Pada contoh tersebut, baik rumah maupun  mewah,  tidak  satu  pun  yang  berfungsi  sebagai  predikat. Klausa  adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat.

Teori Konsep Kanji dalam Bahasa Jepang

Teori Konsep Kanji Huruf kanji 「漢字」 adalah huruf yang di buat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Huruf kanji disampaikan ke Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri China merupakan zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negri Kan. (Iwabuchi, 1989, hal.63). Huruf kanji  mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa di baca. Seperti beberapa contoh karakter huruf Kanji yang ada di bawah ini, huruf berangsur-angsur berubah ke bentuk yang lebih sederhana dan mudah di tulis. Sehingga menjadi huruf Kanji yang kita gunakan sampai sekarang. Pengertian kanji menurut (Takebe, 1993, hal.4) adalah : 漢字は意味を表します。漢字はその意味をその読み方がわかります。漢字の「口」の元は、くちの絵でした Terjemahan : Kanji mengekspresikan arti. Dalam kanji, mengerti cara bacanya melalui arti dari kanji tersebut. Bentuk asli dari kanji kuchi「口」merupakan gambar dari bentuk mulut. Konsep Kanji Huruf kanji merupakan salah satu asp

Semantik Bahasa Jepang

Dalam kajian ini akan mengulas tentang teori-teori yang semantik bahasa jepang. Dalam teori semantik memiliki makna denotatif dan konotatif. Teori Semantik Bahasa Jepang Menurut (Chaer, 2009, hal.2) kata semantik berasal dari bahasa Yunani, sema, yang berarti “tanda” atau “lambang”, yang dimaksud dengan tanda di sini adalah tanda linguistik. Oleh karena itu semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik sebagai pelafalan dari istilah “la semantique” adalah salah satu ilmu dan analisis tentang makna linguistik (Parera, 2004, hal.42). Untuk pembagian semantik ke dalam ilmu bahasa, ahli semantik (Ikegami,       1991, hal.19) juga mengatakan, 言語における意味の問題は、当然言語学の一部門として意味論の対象になる。意味論は、特に区別されるときは「言語学的な意味論」(linguistic semantics)、「哲学的な意味論」(philosophical semantics)、 「一般意味論」(general semantics)というふうにそれぞれ呼ばれるが、多くはいずれの場合対しても「意味論」という名称使われる。 Terjemahan : Permasalahan arti dalam bahasa yang menjadi objek semantik adalah salah satu bagian dalam ilm

Goi dalam Bahasa Jepang

Jenis Jenis Goi Sudjianto dan Dahidi(2007:98) ) dalam Pengantar Linguistik Bahasa Jepang menjelaskan bahwa : Kosakata atau goi dapat diklasifikasikan berdasrkan pada cara-cara, standar atau sudut pandang apa kita melihatnya. Misalnya berdasarkan karakteristik gramatikalnya terdapat kata-kata yang tergolong doushi (verba), i-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoushi (ajektiva i), na-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoudoushi (ajektiva na). meishi (nomina), rentaishi (prenomina), fukushi (adverbia), kandoushi (interjeksi), setsuzokushi (konjungsi), jodoushi (verba bantu), dan joshi (pertikel). Kosakata dapat juga diklasifikasikan berdasarkan para penuturnya dilihat dari faktor usia, jenis kelamin dan sebagainya. Lalu berdasarkan pekerjaan atau bidang keahliannya di dalam bahasa Jepang terdapat beberapa senmon yoogo(istilah-istilah teknis atau istilah-istilah bidang keahlian) termasuk didalamnya kata-kata yang termasuk bidang kedokteran, pertanian, teknik, perekonomian,