Langsung ke konten utama

Teori Hinshi atau “kelas kata”

kelas-kata-hinshi
Hinshi

Pembagian Hinshi atau “kelas kata”


Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 「品詞」atau “kelas kata” ke dalam beberapa jenis, yaitu :

1. Doushi 「動詞」(verba), 

yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 「歩く」、「倒れる」、「話す」.

2. Keiyoushi  「形容詞」(adjektiva),  

yaitu  kata  yang  menunjukkan  bermacam- macam kondisi atau situasi, dapat berperan sebagai predikat dan nomina yang menerangkan sifat. Contoh :「強い」、「なつかしい」.

3. Hanteishi「判定詞」, 

yaitu kata yang menggabungkan nomina untuk membentuk sebuah predikat. Hanteishi dibagi menjadi 3, yaitu「だ」、「である」dan「で す」.

4. Jodoshi 「助動詞」(verba bantu) 

yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dapat berubah bentuk, dan banyak melekat pada doushi, keiyoushi, juga pada jodoushi lain. Contoh : 「のだ」、「ことだ」、「ものだ」.

5. Meishi 「名詞」(nomina), 

kata-kata yang menunjukan nama suatu tempat, benda, orang, peristiwa, keadaan, termasuk ke dalam meishi. Meishi  dapat berdiri sendiri dan bisa menjadi subjek. Meishi tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : 「か ばん」、「京都」.

6. Fukushi 「副詞」(adverbia), 

yaitu kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan   adverbial   yang   lainnya,   tidak   dapat   berubah   bentuk,   dan   berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana atau perasaan pembicara. Contoh : 「ゆっくり」、「ぐっすり」、「にやにや」.

7. Jyoshi 「助詞」(partikel), 

yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki perubahan. Bila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai arti. Jyoshi 「助詞」hanya berfungsi untuk menyambung kata-kata jiritsugo dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang dan juga menentukan arti kata tersebut. Contoh : 「が」、「で」、「に」.

8. Rentaishi 「連体詞」(pronomina), 

yaitu kata yang secara keseluruhan memiliki fungsi untuk memodifikasi nomina atau pronomina. Contoh: 「ある」、「たい した」、「とんだ」.

9. Setsuzokujoshi 「接続助詞」(konjugasi) 

adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokujoshi tidak bisa menjadi subjek, objek, predikat, ataupun kata yang menerangkan kata lain, dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : 「しかし」、「なぜなら」、「また」.

10. Kandoushi 「感動詞」(interjeksi), 

yaitu kata yang dapat berdiri sendiri, pada umumnya, menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab dan lain sebagainya. Kandoushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : 「ああ」、「さあ」、「へー」.

11. Shijishi 「指示詞」, 

yaitu kata yang digunakan untuk menunjukkan tempat atau benda yang berada dalam wilayan pembicara atau pendengar. Contoh: 「この」、
「その」、「あれ」.

Teori Joshi


Masuoka  dan  Takubo (1992:49),  mendefinisikan  joshi  (partikel)  sebagai  sesuatu yang berfungsi untuk membentuk subjek atau pelengkap yang mengikuti kata benda, sesuatu yang menghubungkan kata dengan kata, anak kalimat (klausa) dengan klausa dan lain-lain.

Masih menurut Masuoka dan Takubo, joshi (partikel) di dalam bahasa Jepang bukan sering lagi digunakan, tetapi sudah menjadi satu kesatuan bagian dalam kalimat, karena joshi dalam kalimat bahasa Jepang merupakan penghubung kalimat yang satu dengan kalimat yang lain atau penghubung kata yang satu dengan kata yang lain.

Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak sekali joshi (partikel) dalam bahasa Jepang.  Beberapa  ahli  linguistik  mengelompokkan  jenis-jenis  joshi  (partikel) berdasarkan fungsinya.

Kelompok Joshi


Menurut Masuoka dan Takubo (1992: 49-53), jenis-jenis joshi dikelompokkan berdasarkan fungsinya, terdapat lima jenis joshi (partikel) sebagai berikut:

1.  Kakujoshi(格助詞)

Kakujoshi merupakan partikel yang menunjukan hubungan predikat dengan kata lain. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya: が、を、に、から、と、で、 へ、まで、dan より.

2.  Teidaijoshi(提題助詞)

Teidaijoshi merupakan partikel yang berfungsi untuk menunjukan subjek kalimat. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya: は、なら、って、dan ったら.

3.  Toritatejoshi(取り立て助詞)


Toritatejoshi  merupakan  partikel  yang  berfungsi  untuk  memberikan  sebuah contoh  yang  mewakili  suatu  hal  yang  sifat  atau  jenisnya  sama.  Joshi  yang termasuk kelompok ini misalnya: は、も、さえ、でも、すら、だって、まで、だけ、ばかり、のみ、しか、こそ、など、なんか、なんて、dan くらい.

4.  Setsuzokujoshi(接続助詞)

Setsuzokujoshi merupakan partikel yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata dan menghubungkan klausa dengan klausa. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya: の、まで、なり、きり、から、けれども、なら、ので、のに、ながら、dan つつ.

5.  Shuujoshi(終助詞)


Shuujoshi merupakan partikel yang muncul di akhir kalimat. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya: joshi yang menyatakan kepastian atau kesimpulan (misalnya: さ), joshi yang menyatakan suatu pertanyaan (misalnya: か、かい、かな、かしら ),  joshi  yang  menyatakan  penegasan  atau  persetujuan  atau konfirmasi  (misalnya:  ね、な ),  joshi  yang  menyatakan  pemberitahuan  atau informasi  (misalnya:  よ、ぞ、ぜ ),  joshi  yang  menyatakan  perasaan  kagum (misalnya: なあ、わ), joshi yang menyatakan ingatan atau konfirmasi (misalnya: っけ), joshi yang menyatakan larangan (misalnya: な).

Dari sekian banyaknya pembagian joshi 「助詞」di atas, pada sub bab ini penulis hanya akan membahas lebih detil lagi mengenai partikel ka yang termasuk jenis partikel Shuujoshi  (終助詞) yang nantinya akan digunakan untuk mendukung analisis pada bab tiga.


Teori Shuujoshi


Di dalam bahasa Jepang, terdapat kelompok partikel yang disebut sebagai sentence- final particles, atau shuujoshi. Shuujoshi menurut Tadasu (1989:143-144) dipakai pada akhir kalimat atau pada akhir bagian-bagian kalimat (bunsetsu) untuk menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, larangan, dan sebagainya.

Menurut Masuoka dan Takubo (1992:52), shuujoshi adalah partikel yang muncul di akhir kalimat, dan menghubungkan predikat  dan sebagainya.

Kalimat-kalimat  tersebut  memasukkan  fungsi  dan  mengekspresikan  emosi pembicara dan tata krama yang diterima pendengar dalam pembicaraan.

Beberapa dari partikel tersebut digunakan hanya untuk laki-laki dan ada juga yang hanya digunakan oleh perempuan, jadi shuujoshi ini juga berfungsi untuk membedakan jenis kelamin pembicara. Dalam kajian gramatika bahasa Jepang modern, shuujoshi sering disebut bunmatsu hyougen (文末表現).

Teori Shuujoshi 「か」


Tanimori (1992:200) menjelaskan bahwa partikel ka 「か」selalu didahului oleh kata benda, bentuk ketiga dari kata kerja / verba bantu (kecuali だ) /   kata sifat, kata keterangan, dan partikel ( は、が、を、に、で、へ、と、から、より、ば、ても、 けれど、のに、ので、て、ながら、たり、も、こそ、さえ、でも、まで、ばか り、だけ、ほど、ぐらい、きり、など).

か diikuti oleh partikel (は、が、を、の、に、で、と、も、さえ、ばかり、だ け、など).
Partikel ka 「か」menurut Tanimori (1992:200-203) memiliki beberapa fungsi dan arti yang berbeda tergantung dari konteks kalimatnya, yaitu sebagai berikut :

1. Menunjukkan kalimat pertanyaan


Bentuk か ini harus diletakkan di akhir kalimat dan diakhiri dengan tanda tanya. Tapi jika hanya menggunakan か sendiri dianggap kurang sopan, maka hendaknya menggunakan ます atau です sebelum か.

a. これはあなたのパスポートですか。
‘Apakah ini paspor anda?’

b. たろうをみましたか。
‘Apakah anda melihat Tarou?’

c. なにをほしいのですか。
‘Apa yang anda inginkan?’

2. Menunjukkan ajakan atau permintaan


Bentuk か ini biasanya diletakkan setelah bentuk kata negatif.

a. コンサートにいきませんか。
‘Apakah anda ingin pergi melihat konser (bersama saya)?’

b. てつだってくれませんか。
‘Apakah anda dapat anda membantu saya?’

3. Menunjukkan pertanyaan dalam kalimat tak langsung


Dapat diartikan : apakah.

a. かれにそのことをしっているかたずねた。
‘Saya bertanya apakah ia mengetahui hal itu’

b. わたしはかれになにをしたのかきいた。
‘Saya bertanya apakah yang telah dilakukannya’

4. Menunjukkan klausa nomina yang diawali dengan kalimat tanya yakni klausa nomina tersebut menunjukkan kalimat interogatif atau kalimat pengandaian


a. たなかさんがくるかどうかしりません。
‘Saya tidak tahu apakah Tuan Tanaka akan datang atau tidak’

b. これがほんものかどうかわからない。
‘Saya tidak tahu apakah ini barang asli’

c. このじをどうやってかくのかおしえてください。
‘Tolong ajarkan saya bagaimana cara menulis huruf ini’

5.  Menunjukkan beberapa pilihan

Dapat diartikan : ~ atau ~, apakah ya atau tidak / bukan

 a.  コーヒーかこうちゃをのみたい。
‘Saya ingin minum kopi atau teh’

b.   にちようびはテレビをみているかねています。
‘Pada hari Minggu saya menonton TV atau tidur’

6. Menunjukkan suatu hal yang tidak pasti, didahului kata tanya yang mengekspresikan keraguan

Dapat diartikan : beberapa.

 a. だれかがやってくる。
‘Seseorang akan datang’

b. なにかつめたいものをのみたいです。
‘Saya ingin minum sesuatu yang hangat’

c. どこかへりょこうにいきたい。
‘Saya ingin pergi jalan-jalan ke suatu tempat’

d. なぜかとてもねむい。
‘Saya merasa sangat ngantuk karena suatu alasan’

e. ほんだとかいうひとはしりません。
‘Saya tidak kenal dengan seseorang yang bernama Honda’

7.  Menunjukkan perasaan terkejut / kagum / kecewa 


a. おや、きみか。
‘Oh! Ternyata itu kamu ya’

b. もうしごとをおわったのか。
‘Wah, pekerjaanmu sudah selesai?’

c. なんだいぬか。
‘Bah! Ternyata itu hanya anjing’

Terima kasih telah singgah di nihongo-gakka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sintaksis dalam Bahasa Jepang

Tinjauan Umum Terhadap Sintaksis Sintaksis  adalah  bidang  tataran  linguistik  yang  secara  tradisional  disebut  tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan tattiein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologi, sintaksis berarti menempatkan   bersama   kata-kata   menjadi   kelompok   kata  atau  kalimat.  Arifin (2008:1-2) mengemukakan sintaksis sebagai cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya rumah mewah. Frasa membicarakan hubungan antara sebuah kata dan kata yang lain. Pada contoh tersebut, baik rumah maupun  mewah,  tidak  satu  pun  yang  berfungsi  sebagai  predikat. Klausa  adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat.

Teori Konsep Kanji dalam Bahasa Jepang

Teori Konsep Kanji Huruf kanji 「漢字」 adalah huruf yang di buat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Huruf kanji disampaikan ke Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri China merupakan zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negri Kan. (Iwabuchi, 1989, hal.63). Huruf kanji  mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa di baca. Seperti beberapa contoh karakter huruf Kanji yang ada di bawah ini, huruf berangsur-angsur berubah ke bentuk yang lebih sederhana dan mudah di tulis. Sehingga menjadi huruf Kanji yang kita gunakan sampai sekarang. Pengertian kanji menurut (Takebe, 1993, hal.4) adalah : 漢字は意味を表します。漢字はその意味をその読み方がわかります。漢字の「口」の元は、くちの絵でした Terjemahan : Kanji mengekspresikan arti. Dalam kanji, mengerti cara bacanya melalui arti dari kanji tersebut. Bentuk asli dari kanji kuchi「口」merupakan gambar dari bentuk mulut. Konsep Kanji Huruf kanji merupakan salah satu asp

Semantik Bahasa Jepang

Dalam kajian ini akan mengulas tentang teori-teori yang semantik bahasa jepang. Dalam teori semantik memiliki makna denotatif dan konotatif. Teori Semantik Bahasa Jepang Menurut (Chaer, 2009, hal.2) kata semantik berasal dari bahasa Yunani, sema, yang berarti “tanda” atau “lambang”, yang dimaksud dengan tanda di sini adalah tanda linguistik. Oleh karena itu semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik sebagai pelafalan dari istilah “la semantique” adalah salah satu ilmu dan analisis tentang makna linguistik (Parera, 2004, hal.42). Untuk pembagian semantik ke dalam ilmu bahasa, ahli semantik (Ikegami,       1991, hal.19) juga mengatakan, 言語における意味の問題は、当然言語学の一部門として意味論の対象になる。意味論は、特に区別されるときは「言語学的な意味論」(linguistic semantics)、「哲学的な意味論」(philosophical semantics)、 「一般意味論」(general semantics)というふうにそれぞれ呼ばれるが、多くはいずれの場合対しても「意味論」という名称使われる。 Terjemahan : Permasalahan arti dalam bahasa yang menjadi objek semantik adalah salah satu bagian dalam ilm

Goi dalam Bahasa Jepang

Jenis Jenis Goi Sudjianto dan Dahidi(2007:98) ) dalam Pengantar Linguistik Bahasa Jepang menjelaskan bahwa : Kosakata atau goi dapat diklasifikasikan berdasrkan pada cara-cara, standar atau sudut pandang apa kita melihatnya. Misalnya berdasarkan karakteristik gramatikalnya terdapat kata-kata yang tergolong doushi (verba), i-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoushi (ajektiva i), na-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoudoushi (ajektiva na). meishi (nomina), rentaishi (prenomina), fukushi (adverbia), kandoushi (interjeksi), setsuzokushi (konjungsi), jodoushi (verba bantu), dan joshi (pertikel). Kosakata dapat juga diklasifikasikan berdasarkan para penuturnya dilihat dari faktor usia, jenis kelamin dan sebagainya. Lalu berdasarkan pekerjaan atau bidang keahliannya di dalam bahasa Jepang terdapat beberapa senmon yoogo(istilah-istilah teknis atau istilah-istilah bidang keahlian) termasuk didalamnya kata-kata yang termasuk bidang kedokteran, pertanian, teknik, perekonomian,