Langsung ke konten utama

Ukemi dalam Bahasa Jepang

ukemi, ukemi bahasa jepang, ukemi dalam bahasa jepang
Ukemi

Landasan Teori ukemi

 Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori induk dari ukemi, yakni teori Voice (態), beserta dengan Ukemi dan jenis-jenis Ukemi tersebut.

Pengertian Voice


Menurut Hidaka (n.d, hal. 1) yang dikutip dalam jurnalnya yang berjudul voice (Judoubun wo chuushin ni)

   ヴォイスとは、動詞の基本形(辞書形)の取る格関係と、その動詞
   (助動詞)や補助用言などを付加した場合に取る格関係に、変化が生じる
   という現象である。

Terjemahan :
   Voice merupakan hubungan dalam suatu kasus dalam mengambil bentuk dasar
   (bentuk kamus pada kata kerja dan bila adanya kasus tambahan imbuhan (jodoushi) 
   dari kata kerja atau tambahan predikat dalam hubungan suatu kasus, dapat
   dikatakan ungkapan yang menghasilkan perubahan.

Menurut Muraki dalam Nitta (1991, hal. 1) voice merupakan salah satu kategori gramatikal yang memiliki kedudukan yang sama dengan tense, mood, dan kata kerja (doushi).

Berikut tabel predikat menurut Ichikawa dalam Dharma (2010, hal. 10)

Pengklasifikasian Jutsugo (述語)
Pengklasifikasian Jutsugo (述語)

Pada penelitian ini, penulis hanya akan membahas mengenai ukemi yang merupakan salah satu sub kategori dari voice yang akan penulis jelaskan pada sub bab 2.2.

Pengertian Kalimat Pasif atau Ukemi (受け身) 


Menurut Sukini (2010, hal. 94) kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya menjadi sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat. 

Kalimat pasif merupakan ubahan dari kalimat aktif, yaitu pengubahan unsur objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif. 

Selain itu, kalimat pasif juga ditandai oleh bentuk verba pengisi predikatnya, yaitu verba aktif menjadi verba pasif.
  
Dalam bahasa Jepang, kalimat pasif memiliki istilah ukemi, Menurut Teramura (1989, hal. 212-214) ukemi memiliki definisi sebagai berikut.

   受け身というのは、動作・作用の主体が、他の何ものかに働きかける場合に、動作主、つまり動きの発するところを主役とするのではなく、動きを受けるもの、動きの向かう先を主役として事態を描く表現であるが、それが文法的に受動態と認定されるためには、(それぞれの言語で)一定の形態的、統語的、意味的特殊を具えていなければならない。

Terjemahan:
 Ukemi adalah sebuah ekspresi yang ingin membuat sasaran yang dikenakan tindakan oleh pelaku tindakan tersebut menjadi subjek. Tetapi, agar kalimat tersebut bisa dikatakan pasif, kalimat tersebut harus memenuhi syarat secara morfologis, sintaksis dan semantis. 
     

Berikut contoh-contoh ukemi dalam bahasa Jepang :


(1) 直孝は祖母に育てられた。
(Naotaka dirawat oleh neneknya.)

(2) 直孝は5歳のとき父母に死なれた。
 (Naotaka ditinggal mati oleh orang tuanya pada saat ia berumur 5 tahun.)
     
Secara morfologis, perubahan bentuk kata kerja dari verba aktif menjadi verba pasif dengan menambahkan sufiks ~られる. 

Berdasarkan cara perubahannya, verba dalam bahasa Jepang dibagi menjadi 3, yaitu :
五段動詞, godan doushi, yaitu verba yang memiliki 5 tingkat perubahan atau sering juga disebut dengan kata kerja golongan I. 

Contoh : 死ぬ sinu (meninggal), 聞くkiku (mendengarkan), 誘うsasou (mengundang), dan lain-lain. 

Untuk merubahnya menjadi kata kerja pasif maka : 死ぬ sin-u → sin-are-ru 死なれる, 聞く kik-u → kik-are-ru 聞かれる, 誘う saso-u → saso-(w)are-ru 誘われる, dan lain-lain.
一段動詞, ichidan doushi, yaitu verba yang memiliki 1 tingkat perubahan atau sering juga disebut dengan kata kerja golongan II. 

Contoh : 食べる taberu (makan), 育てるsodateru (merawat), 見る miru (melihat), dan lain-lain. 

Untuk mengubahnya menjadi kata kerja pasif maka : 食べるtabe-ru → tabe-rare-ru  食べられる, 育てる sodate-ru → sodate-rare-ru 育てられる, 見る mi-ru → mi-rare-ru 見られる, dan lain-lain.

不規則動詞, fukisoku doushi, yaitu verba yang tidak beraturan, atau sering juga disebut dengan kata kerja golongan III.

 Contoh : 来る kuru (datang), dan する suru (melakukan). Untuk merubahnya menjadi kata kerja pasif maka : 来る kuru → korareru 来られる, dan する suru → sareru される. (Teramura, 1989, hal. 213)
     
Walaupun kata kerja tersebut sudah memenuhi syarat perubahan kata kerja secara morfologis, tetapi ada juga kalimat-kalimat yang masih belum bisa dikatakan sebagai kalimat pasif, berikut contoh kalimat tersebut.

Contoh:
(3) 殿が傷を負われたぞ。
(4) 素人には虎は育てられません。

Kata-kata seperti ini tidak dapat dikatakan kalimat pasif karena subjek pada kalimat (3) dan (4) tidak mempunyai arti terkena dampak dari tindakan kata kerja 「負う」 dan 「育てる」. 

Kalimat pada nomor (3) mempunyai arti bahwa rajanya tersebut terkena luka, sedangkan perubahan kata kerja 「負う」menjadi 「負われた」 bentuk perubahan kata kerja untuk menjadi kata kerja sopan. 

Sedangkan penambahan jodoushi「~られる」pada kalimat nomor (4) merupakan bentuk kata kerja bentuk potensial, sehingga kalimat (4) mempunyai arti bagi orang pemula tidak bisa merawat harimau.


Xガ  Yニ   V-  -are-    (ru)
                                            -rare-

    Y : agen yang melakukan kata kerja V
    X : subjek yang terkena pengaruh dari apa yang dilakukan oleh Y

Para ahli linguistik bahasa Jepang mengklasifikasikan kalimat pasif bahasa Jepang atau ukemi ke dalam 2 jenis, yaitu chokusetsu ukemi (直接受け身) dan kansetsu ukemi (間接受け身). 

Lalu, kansetsu ukemi dibagi menjadi 2, yaitu kansetsu ukemi yang memakai tadoushi yang lebih dikenal dengan sebutan mochinushi ukemi (持ち主受身) dan kansetsu ukemi yang memakai jidoushi atau yang lebih dikenal dengan sebutan daisansha no ukemi (第三者の受身).

Chokusetsu Ukemi (直接受け身)atau matomo no ukemi 

     
Menurut Yoshikawa dalam Sutedi (2004, hal. 4), kalimat pasif langsung merupakan kalimat pasif yang hanya dapat dibentuk dari kalimat aktif transitif atau noudoubun (能動文) yang subjeknya secara langsung dikenai perbuatan.

   <まともの受身>とは、能動文中に存在している非ガ格の共演成分を、ガ格に転換し、それに従って、ガ格の共演成分をガ格から外した受身である。例えば、

(5) 広志ガ 洋子ヲ殴った。    (6) 警察ガ 海から 車ヲ引き上げた。

(5)′洋子ガ 広志ニ殴られた。(6)′車ガ 海から ᴓ 引き上げられた。
(Nitta Yoshio, 1991, hal.32)

Terjemahan :

 Matomo no ukemi adalah sebuah kalimat pasif yang unsur pembentukan sebuah kata kerja pada kalimat aktif yang bukan merupakan partikel ガ, diubah menjadi partikel ガ, maka dari itu, partikel ガpada kalimat aktif tersebut dilepaskan pada kalimat pasif. 

contohnya :
  (5) Hiroshi ga       Youko wo   nagutta.  

  (5)’ Youko ga       Hiroshi ni   nagurareta

  
 (6) keisatsu ga     umi kara    kuruma wo    hikiageta.

 (6) kuruma ga      umi kara    hikiagerareta.
     
Teramura (1989, hal. 217-219) menambahkan, kata kerja yang dapat dipakai dalam chokusetsu ukemi adalah kata kerja berbentuk tadoushi (他動詞) dalam kalimat aktif. 
     
Dari teori di atas, penulis menyimpulkan chokusetsu ukemi atau matomo no ukemi merupakan kalimat pasif langsung yang hanya dapat dibentuk dari kalimat aktif transitif yang mempunyai kata kerja bentuk tadoushi (他動詞). 

Subjek pada kalimat pasif merupakan objek dari kalimat aktif yang merupakan sasaran dari tindakan tersebut dan dilekatkan dengan partikel ガ. 

Sedangkan objek pada kalimat pasif merupakan subjek dari kalimat aktif yang merupakan pelaku tindakan dan partikel yang melekat pada agen atau objek dalam kalimat pasif adalah partikel ニ.
     
Dalam kalimat pasif Jepang, terdapat 3 partikel penanda pelaku yaitu partikel ニ ,  ニヨッテ dan カラ. Berikut ini dijelaskan penggunaan dari ketiga partikel tersebut dalam kalimat pasif langsung atau chokusetsu ukemi. (Hidaka Mizuho, 2001, Hal. 4)

chokusetsu ukemi
Tabel penggunaan partikel penanda pelaku dalam chokusetsu ukemi
Dengan demikian, partikel penanda agen atau pelaku kata kerja pada kalimat pasif adalah partikel に, partikel によって, dan partikel から.

Kansetsu Ukemi (間接受身)

     
Menurut Teramura (1989, Hal. 243) kansetsu ukemi mempunyai arti sebagai berikut.
   
間接受身というのは、直接受身のように対応する能動の構文をもたないもの、いいかえると、その構文が能動表現から派生したものとして記述することのできないもの、それでありながら、主格語が述部で表される事態の影響を受けるという点ではやはり受身の一般的特徴を持っているもののことをいう。

Terjemahan :
Kansetsu ukemi adalah kalimat pasif yang tidak memiliki struktur perubahan kalimat aktif menjadi kalimat pasif seperti chokusetsu ukemi, dengan kata lain, struktur kalimat pasif ini tidak bisa terbentuk dari kalimat aktif secara langsung, selain itu, kansetsu ukemi memiliki karakteristik kalimat pasif pada umumnya dikarenakan subjek pada kalimat pasif ini mendapatkan pengaruh dari situasi yang diperlihatkan pada predikatnya.

Hal ini diperjelas oleh Yamashita (1997, Hal. 3-4) yang mengatakan bahwa kansetsu ukemi merupakan kalimat pasif yang tidak bisa diubah dengan sederhana dari struktur kalimat aktifnya. 

Contoh perubahan bentuk struktur kalimat aktif menjadi pasif pada kansetsu ukemi dapat dilihat pada kalimat nomor (7) dan (8).

(7) 女の人が 私の   足を 踏みました。


(8) (私は) 女の人に 足を 踏まれました。
     
Lalu, Yamashita juga menambahkan bahwa kansetsu ukemi juga dikatakan sebagai meiwaku no ukemi karena kalimat tersebut menunjukkan adanya hal yang mengganggu subjek pada kalimat pasif tersebut. 
     
Kemudian, Teramura (1989, Hal. 244-245) juga menjelaskan bahwa doushi yang dipakai dalam struktur kalimat kansetsu ukemi bisa berupa jidoushi ataupun tadoushi. 

Sehingga, kansetsu ukemi dibagi menjadi 2, yaitu 1) kalimat pasif tidak langsung yang memakai tadoushi [mochinushi no ukemi] dan 2) kalimat pasif tidak langsung yang memakai jidoushi [daisansha no ukemi].
     
Mochinushi ukemi 「持ち主受身」merupakan kalimat pasif kepemilikan yang merupakan bagian dari kalimat pasif tidak langsung yang memakai kata kerja transitif atau tadoushi. Berikut struktur kalimat kansetsu ukemi.

XガYニZヲ~ラレル(←YガZヲ~スル)


“Z” yang terdapat dalam struktur tersebut merupakan bagian tubuh dari “X”, atau keluarga atau kenalan dari “X”, atau barang bawaan “X”, dengan kata lain “Z” merupakan sesuatu yang mempunyai hubungan dengan “X”.
     
Sedangkan menurut Yoshikawa dalam Sutedi (2004, Hal. 7) daisansha ukemi 「第三者の受身」merupakan kalimat pasif orang ketiga, yang pembentukannya berasal dari kata kerja intransitif atau jidoushi.
     
Hal ini diperjelas oleh Nitta (1991, Hal. 33) yang berkata
   <第三者の受身>とは、もとの動詞の表す動きや状態の成立に参画する共演成分としては含みようのない第三者をガ格に据えた受身である。

Terjemahan :
Daisansha no ukemi adalah kalimat pasif yang terbentuk dari partikel ガ pihak ketiga dimana unsur penting pembentuk yang menyatakan kondisi dan pergerakan kata kerja pada kalimat pasif tidak ada.

Contoh :
(9)′僕ハ雨ニ降られた。 ←(9) 雨が降った。
(10)′彼は両親に死なれた。 ←(10) 両親が死んだ。 

Dan, terima kasih telah singgah di nihongo-gakka.

Komentar

  1. Keren min,
    Berarti intinya kalau mau bentuk kk ukemi bisa jidoshi ataupun tadoshi?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sintaksis dalam Bahasa Jepang

Tinjauan Umum Terhadap Sintaksis Sintaksis  adalah  bidang  tataran  linguistik  yang  secara  tradisional  disebut  tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan tattiein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologi, sintaksis berarti menempatkan   bersama   kata-kata   menjadi   kelompok   kata  atau  kalimat.  Arifin (2008:1-2) mengemukakan sintaksis sebagai cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya rumah mewah. Frasa membicarakan hubungan antara sebuah kata dan kata yang lain. Pada contoh tersebut, baik rumah maupun  mewah,  tidak  satu  pun  yang  berfungsi  sebagai  predikat. Klausa  adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat.

Teori Konsep Kanji dalam Bahasa Jepang

Teori Konsep Kanji Huruf kanji 「漢字」 adalah huruf yang di buat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Huruf kanji disampaikan ke Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri China merupakan zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negri Kan. (Iwabuchi, 1989, hal.63). Huruf kanji  mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa di baca. Seperti beberapa contoh karakter huruf Kanji yang ada di bawah ini, huruf berangsur-angsur berubah ke bentuk yang lebih sederhana dan mudah di tulis. Sehingga menjadi huruf Kanji yang kita gunakan sampai sekarang. Pengertian kanji menurut (Takebe, 1993, hal.4) adalah : 漢字は意味を表します。漢字はその意味をその読み方がわかります。漢字の「口」の元は、くちの絵でした Terjemahan : Kanji mengekspresikan arti. Dalam kanji, mengerti cara bacanya melalui arti dari kanji tersebut. Bentuk asli dari kanji kuchi「口」merupakan gambar dari bentuk mulut. Konsep Kanji Huruf kanji merupakan salah satu asp

Semantik Bahasa Jepang

Dalam kajian ini akan mengulas tentang teori-teori yang semantik bahasa jepang. Dalam teori semantik memiliki makna denotatif dan konotatif. Teori Semantik Bahasa Jepang Menurut (Chaer, 2009, hal.2) kata semantik berasal dari bahasa Yunani, sema, yang berarti “tanda” atau “lambang”, yang dimaksud dengan tanda di sini adalah tanda linguistik. Oleh karena itu semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik sebagai pelafalan dari istilah “la semantique” adalah salah satu ilmu dan analisis tentang makna linguistik (Parera, 2004, hal.42). Untuk pembagian semantik ke dalam ilmu bahasa, ahli semantik (Ikegami,       1991, hal.19) juga mengatakan, 言語における意味の問題は、当然言語学の一部門として意味論の対象になる。意味論は、特に区別されるときは「言語学的な意味論」(linguistic semantics)、「哲学的な意味論」(philosophical semantics)、 「一般意味論」(general semantics)というふうにそれぞれ呼ばれるが、多くはいずれの場合対しても「意味論」という名称使われる。 Terjemahan : Permasalahan arti dalam bahasa yang menjadi objek semantik adalah salah satu bagian dalam ilm

Goi dalam Bahasa Jepang

Jenis Jenis Goi Sudjianto dan Dahidi(2007:98) ) dalam Pengantar Linguistik Bahasa Jepang menjelaskan bahwa : Kosakata atau goi dapat diklasifikasikan berdasrkan pada cara-cara, standar atau sudut pandang apa kita melihatnya. Misalnya berdasarkan karakteristik gramatikalnya terdapat kata-kata yang tergolong doushi (verba), i-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoushi (ajektiva i), na-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoudoushi (ajektiva na). meishi (nomina), rentaishi (prenomina), fukushi (adverbia), kandoushi (interjeksi), setsuzokushi (konjungsi), jodoushi (verba bantu), dan joshi (pertikel). Kosakata dapat juga diklasifikasikan berdasarkan para penuturnya dilihat dari faktor usia, jenis kelamin dan sebagainya. Lalu berdasarkan pekerjaan atau bidang keahliannya di dalam bahasa Jepang terdapat beberapa senmon yoogo(istilah-istilah teknis atau istilah-istilah bidang keahlian) termasuk didalamnya kata-kata yang termasuk bidang kedokteran, pertanian, teknik, perekonomian,