Diri adalah suatu bentuk keberadaan manusia yang memerlukan berbagai atribut yang akan membuat diri tersebut menjadi dikenali oleh orang lain. Upaya ini dilakukan melalui gaya hidup yang mampu memberikan suatu identitas bagi diri.
Maka, pilihan seseorang terhadap produk budaya akan termanifestasi dalam gaya hidup. Gaya hidup adalah pola yang diyakini sebagai pembentuk identitas diri seseorang.
Gaya hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan pola-pola respon terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup.
Penggemar manga pun menganggap kegiatan yang dilakukannya selama ini adalah gaya hidup yang dijalani para mandom, bahkan ada yang merasa bahwa apa yang dilakukannya ini sudah seperti makan sehari-hari, yang apabila tidak dilakukan maka akan merasa ada yang kurang.
Identitas diri dan gaya hidup berkaitan erat dengan konsep diri yang mereka miliki. Konsep diri adalah persepsi mengenai diri sendiri , baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis, yang diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain (Brook, dalam Rahmat, 1985).
Dari definisi inilah mengapa konsep diri berkaitan erat dengan interaksi dengan orang lain, karena konsep diri bukan hanya pikiran diri sendiri, tetapi juga ditimbulkan oleh pengalaman yang didapatnya dari proses berinteraksi.
Hurlock (1993) menyatakan bahwa konsep diri memiliki tiga komponen utama, pertama adalah komponen perceptual.
Hal ini adalah image seseorang mengenai penampilan fisiknya. Konsep ini cenderung biasanya digunakan oleh para cosplayer.
Para cosplayer memilih karakter yang dibawakannya, selain berdasarkan kekaguman mereka terhadap suatu tokoh, tetapi mereka juga membawakan karakter yang cocok dengan kondisi fisik mereka.
Bagi mereka yang tampan, mereka akan memilih karakter yang juga tampan dan berkarakter keras. Tidak jauh beda dengan para cosplayer perempuan, bagi mereka yang mereka diri mereka cantik, maka mereka akan memilih karakter yang menonjolkan kecantikan dan keindahan tubuh mereka. Mereka akan berdandan centil, moe atau bahkan sexy.
Mereka tidak akan sungkan karena mereka merasa diri mereka cantik. Hal ini disebut physical self concept.
Yang kedua adalah komponen konseptual. Komponen ini adalah konsep seseorang mengenai karakterisktik khusus yang dimiliki, baik kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang serta masa depannya yang terdiri dari beberapa kualitas penyesuain diri, seperti kejujuran, percaya diri, kemandirian, pendirian yang teguh dan kebalikan dari sifat-sifat tersebut.
Komponen ini pasti terjadi dalam setiap diri individu, mengakui kekuatannya serta secara tidak langsung mengakui kelemahannya. Para musisi yang menjadi informan teguh bermusik dalam aliran Jepang.
Mereka memiliki latar belakang yang keras dibalik kesuksesan bermusiknya sekarang, tekanan dari orang tua, kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi tetap tidak meninggalkan aliran musik yang digemarinya.
Keteguhan hati dan keyakinan dalam mencari setiap celah yang ada. Mereka mengakui bahwa mereka cukup mahir bermain musik tetapi tidak bernyanyi, dia tahu dimana kelemahan dan kekuatan dirinya sendirinya sendiri, hal inilah yang disebut phychological self concept.
Hal ketiga adalah komponen sikap. Komponen ini yaitu mengenai perasaan tentang diri sendiri, sikap terhadap statusnya sekarang dan prospeknya di masa depan, sikap terhadap harga diri dan pandangan diri yang dimilikinya.
Informan yang menjadi subber dan dubber sangat menyadari statusnya sebagai orang yang cukup populer di dunia maya, terutama di kalangan para pembuat subtitle untuk manga maupun untuk anime.
Dia tahu bagaimana harus bersikap menghadapi pekerjaannya, kepopulerannya, kemampuannya, pandangan orang terhadap dirinya dan dia tahu bagaimana harus menilai dirinya sendirinya.
Dia memiliki rencana pada masa depannya berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki dan statusnya sekarang.
Dia berencana akan membuat stasiun televisi yang hanya akan memuat mengenai manga dan anime saja.
Dia sudah tahu berapa biaya yang dibutuhkan, kendala yang akan muncul dan hal lainnya.
Dia menganggap cita-citanya masuk akal dengan kemampuan yang dimilikinya sekarang, baik itu kemampuan mengenai dana, kemampuan skill serta koneksi yang memadai.
Komponen sikap ini penting untuk menunjukkan jalan yang benar terhadap individu mengenai jalan yang akan dipilihnya untuk masa depan.
Konsep diri tidak terlepas dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung.
Kesadaran diri merupakan hasil dari suatu proses reflektif dimana mereka melihat tindakan pribadi mereka dari sudut pandang orang lain dengan siapa orang tersebut berhubungan. Individu tersebut menjadi objek dirinya sendiri dengan mengambil posisi orang lain dan menilai perilakunya sendiri dari sudut pandang yang mereka inginkan.
Konsep diri tidak terbatas pada persepsi – persepsi orang secara pasif mengenai reaksi dan definisi dari orang lain. Individu juga merupakan subyek yang bertindak.
Hubungan timbal balik antara diri sebagai obyek dan diri sebagai subyek adalah fokus Mead. Diri sebagai obyek ditunjuk Mead sebagai konsep ’Me’, sedangkan diri yang menjadi subyek yang bertindak adalah konsep ’I’.’I’ merupakan aspek diri yang bersifat non – reflektif.
Para penggemar manga menjadi diri mereka sendiri, mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan sebagai ‘Me’ saat mereka menggemari manga dan produk budaya Jepang lainnya, mereka tidak peduli apa kata orang di luar sana mengenai kegiatan mereka yang bagi orang lain dianggap gila.
Tetapi, saat mereka bergaul dengan sesama, mereka memperhatikan dan memperhitungkan orang lain yang bersamanya dan mereka melihat situasi untuk melakukan sesuatu. Yang mereka tunjukkan bukanlah ‘I’ lagi, tetapi ‘Me.’
Seperti apabila mereka berkumpul bersama sewaktu ada event kebudayaan Jepang, mereka para penggemar Jepang saling memberikan image, saling mempengaruhi, saling terpengaruh akan situasi yang terjadi di sana.
Mereka tidak mau kalah satu sama lain dalam memerankan karakter cosplay mereka apabila mereka mengikuti kegiatan cosplay.
Misalnya saja informan yang merupakan tipe lelaki yang sikapnya agak keperempuan-keperempuanan dan ceplas-ceplos, tetapi dalam event cosplay, saat dia membawakan karakter yang cool, dia dituntut oleh penonton agar dia bertindak sama dengan karakter tersebut.
Dia merancang kesan yang diinginkan oleh lingkungan sekitarnya dengan menyembunyikan kespontanitasannya dalam karakter yang dibawakannya. Terima kasih telah berkunjung di nihongo-gakka.(*)
Maka, pilihan seseorang terhadap produk budaya akan termanifestasi dalam gaya hidup. Gaya hidup adalah pola yang diyakini sebagai pembentuk identitas diri seseorang.
Gaya hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan pola-pola respon terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup.
Penggemar manga pun menganggap kegiatan yang dilakukannya selama ini adalah gaya hidup yang dijalani para mandom, bahkan ada yang merasa bahwa apa yang dilakukannya ini sudah seperti makan sehari-hari, yang apabila tidak dilakukan maka akan merasa ada yang kurang.
Identitas diri dan gaya hidup berkaitan erat dengan konsep diri yang mereka miliki. Konsep diri adalah persepsi mengenai diri sendiri , baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis, yang diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain (Brook, dalam Rahmat, 1985).
Dari definisi inilah mengapa konsep diri berkaitan erat dengan interaksi dengan orang lain, karena konsep diri bukan hanya pikiran diri sendiri, tetapi juga ditimbulkan oleh pengalaman yang didapatnya dari proses berinteraksi.
Hurlock (1993) menyatakan bahwa konsep diri memiliki tiga komponen utama, pertama adalah komponen perceptual.
Hal ini adalah image seseorang mengenai penampilan fisiknya. Konsep ini cenderung biasanya digunakan oleh para cosplayer.
Para cosplayer memilih karakter yang dibawakannya, selain berdasarkan kekaguman mereka terhadap suatu tokoh, tetapi mereka juga membawakan karakter yang cocok dengan kondisi fisik mereka.
Bagi mereka yang tampan, mereka akan memilih karakter yang juga tampan dan berkarakter keras. Tidak jauh beda dengan para cosplayer perempuan, bagi mereka yang mereka diri mereka cantik, maka mereka akan memilih karakter yang menonjolkan kecantikan dan keindahan tubuh mereka. Mereka akan berdandan centil, moe atau bahkan sexy.
Mereka tidak akan sungkan karena mereka merasa diri mereka cantik. Hal ini disebut physical self concept.
Yang kedua adalah komponen konseptual. Komponen ini adalah konsep seseorang mengenai karakterisktik khusus yang dimiliki, baik kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang serta masa depannya yang terdiri dari beberapa kualitas penyesuain diri, seperti kejujuran, percaya diri, kemandirian, pendirian yang teguh dan kebalikan dari sifat-sifat tersebut.
Komponen ini pasti terjadi dalam setiap diri individu, mengakui kekuatannya serta secara tidak langsung mengakui kelemahannya. Para musisi yang menjadi informan teguh bermusik dalam aliran Jepang.
Mereka memiliki latar belakang yang keras dibalik kesuksesan bermusiknya sekarang, tekanan dari orang tua, kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi tetap tidak meninggalkan aliran musik yang digemarinya.
Keteguhan hati dan keyakinan dalam mencari setiap celah yang ada. Mereka mengakui bahwa mereka cukup mahir bermain musik tetapi tidak bernyanyi, dia tahu dimana kelemahan dan kekuatan dirinya sendirinya sendiri, hal inilah yang disebut phychological self concept.
Hal ketiga adalah komponen sikap. Komponen ini yaitu mengenai perasaan tentang diri sendiri, sikap terhadap statusnya sekarang dan prospeknya di masa depan, sikap terhadap harga diri dan pandangan diri yang dimilikinya.
Informan yang menjadi subber dan dubber sangat menyadari statusnya sebagai orang yang cukup populer di dunia maya, terutama di kalangan para pembuat subtitle untuk manga maupun untuk anime.
Dia tahu bagaimana harus bersikap menghadapi pekerjaannya, kepopulerannya, kemampuannya, pandangan orang terhadap dirinya dan dia tahu bagaimana harus menilai dirinya sendirinya.
Dia memiliki rencana pada masa depannya berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki dan statusnya sekarang.
Dia berencana akan membuat stasiun televisi yang hanya akan memuat mengenai manga dan anime saja.
Dia sudah tahu berapa biaya yang dibutuhkan, kendala yang akan muncul dan hal lainnya.
Dia menganggap cita-citanya masuk akal dengan kemampuan yang dimilikinya sekarang, baik itu kemampuan mengenai dana, kemampuan skill serta koneksi yang memadai.
Komponen sikap ini penting untuk menunjukkan jalan yang benar terhadap individu mengenai jalan yang akan dipilihnya untuk masa depan.
Konsep diri tidak terlepas dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung.
Kesadaran diri merupakan hasil dari suatu proses reflektif dimana mereka melihat tindakan pribadi mereka dari sudut pandang orang lain dengan siapa orang tersebut berhubungan. Individu tersebut menjadi objek dirinya sendiri dengan mengambil posisi orang lain dan menilai perilakunya sendiri dari sudut pandang yang mereka inginkan.
Konsep diri tidak terbatas pada persepsi – persepsi orang secara pasif mengenai reaksi dan definisi dari orang lain. Individu juga merupakan subyek yang bertindak.
Hubungan timbal balik antara diri sebagai obyek dan diri sebagai subyek adalah fokus Mead. Diri sebagai obyek ditunjuk Mead sebagai konsep ’Me’, sedangkan diri yang menjadi subyek yang bertindak adalah konsep ’I’.’I’ merupakan aspek diri yang bersifat non – reflektif.
Para penggemar manga menjadi diri mereka sendiri, mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan sebagai ‘Me’ saat mereka menggemari manga dan produk budaya Jepang lainnya, mereka tidak peduli apa kata orang di luar sana mengenai kegiatan mereka yang bagi orang lain dianggap gila.
Tetapi, saat mereka bergaul dengan sesama, mereka memperhatikan dan memperhitungkan orang lain yang bersamanya dan mereka melihat situasi untuk melakukan sesuatu. Yang mereka tunjukkan bukanlah ‘I’ lagi, tetapi ‘Me.’
Seperti apabila mereka berkumpul bersama sewaktu ada event kebudayaan Jepang, mereka para penggemar Jepang saling memberikan image, saling mempengaruhi, saling terpengaruh akan situasi yang terjadi di sana.
Mereka tidak mau kalah satu sama lain dalam memerankan karakter cosplay mereka apabila mereka mengikuti kegiatan cosplay.
Misalnya saja informan yang merupakan tipe lelaki yang sikapnya agak keperempuan-keperempuanan dan ceplas-ceplos, tetapi dalam event cosplay, saat dia membawakan karakter yang cool, dia dituntut oleh penonton agar dia bertindak sama dengan karakter tersebut.
Dia merancang kesan yang diinginkan oleh lingkungan sekitarnya dengan menyembunyikan kespontanitasannya dalam karakter yang dibawakannya. Terima kasih telah berkunjung di nihongo-gakka.(*)
Komentar
Posting Komentar