Langsung ke konten utama

Pendidikan Bahasa Jepang Metode TGT Team Game Tournament

Bahasa Jepang memiliki daya tarik yang besar bagi orang asing untuk dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa yang mengambil jurusan Sastra Jepang.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh The Japan Foundation pada tahun 2009 terhadap lembaga pendidikan bahasa Jepang dari 125 negara di 5 benua, Indonesia menempati posisi ke-3 jumlah pemelajar bahasa Jepang terbanyak dengan 716.353 orang.

Jumlah ini meningkat pesat sebanyak 162,7% dibandingkan dengan survey tahun 2006 dimana Indonesia menduduki peringkat ke-4 (Nihongo kyouiku kikan chousa 2009: Kaigai no Nihongo kyouiku no genjyou, 2009).

Bagi orang Indonesia mempelajari Bahasa Jepang tentunya memiliki tingkat kesulitan tersendiri, misalnya Bahasa Indonesia hanya mengenal abjad romawi sedangkan Bahasa Jepang mengenal hiragana, katakana, dan kanji.

Menurut Richards dan Renandya dalam Methodology in Language Teaching (2005:23), kegiatan pembelajaran bahasa meliputi speaking (berbicara), listening (mendengar/menyimak), reading (membaca), dan writing (menulis).

Empat elemen tersebut juga meliputi pembelajaran bahasa asing, termasuk Bahasa Jepang.

Sakubun (mengarang) merupakan salah satu kegiatan pembelajaran bahasa Jepang yang melatih kemampuan pemelajar untuk menulis.

Mimaki (2003:100) mengatakan bahwa kegiatan menulis melatih kemampuan menggunakan bahasa Jepang yang terpadu dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari seperti pengetahuan tata bahasa, bahasa ekspresi, perbendaharaan kata, kanji, gaya penulisan dan sebagainya.

Pengajar dan pemelajar merupakan dua komponen penting dalam proses pengajaran. Sampai abad ke 19 dunia pengajaran bahasa didominasi oleh pandangan implisit yang mengatakan bahwa pengajar adalah pemilik ilmu, sedangkan pelajar tidak lain hanya merupakan obyek saja (Sumardi, 1992:19).

Namun seiring dengan kemajuan jaman, pengajaran bahasa asing terus berkembang. Di masa sekarang pemelajar dituntut agar lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, sedangkan pengajar lebih bersifat sebagai fasilitator atau stimulator.

Dengan konsep ini diharapkan proses belajar berlangsung secara dua arah (two ways) dan bukan satu arah (one way). Dari sini terciptalah pendekatan Cooperative Language Learning, yaitu pendekatan pengajaran yang memaksimalkan manfaat aktifitas belajar yang kooperatif, melibatkan kelompok kelompok belajar di dalam kelas (Richards, 2007:192).

Salah satu contoh metode pendekatan kooperatif adalah metode Team-Games-Tournament (TGT). Metode ini dicetuskan oleh David DeVries yang kemudian penelitiannya dilanjutkan oleh Robert Slavin pada tahun 1978.

Metode TGT membagi pelajar ke dalam kelompok kelompok belajar, yakni pelajar akan bekerja sama dalam mengolah materi yang diberikan oleh pengajar (Team). Kemudian akan diadakan permainan akademik untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran (Games).

Kelompok dengan nilai tertinggi memenangkan turnamen dan mendapatkan penghargaan tim berupa sertifikat dengan predikat tertentu (Tournament).

Penelitian penerapan metode TGT pada pembelajaran bahasa asing dilakukan oleh Puspitasari (2011). Pada penelitian tersebut metode TGT diterapkan dalam keterampilan membaca Bahasa Jerman pelajar sekolah menengah atas (SMA).

Dari penelitian diketahui bahwa metode TGT mampu memberikan suasana belajar yang baru dan menyenangkan di dalam kelas, serta membantu pelajar memahami materi pembelajaran bahasa Jerman.

Berangkat dari hal tersebut, penulis merasa bahwa metode TGT merupakan metode yang patut diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa Jepang.

Pada pra penelitian yang dilakukan sebelum menyusun skripsi, penulis mendapati bahwa dalam pembelajaran bahasa Jepang, sakubun merupakan salah satu mata kuliah yang dianggap “menakutkan”.

Sakubun membutuhkan kecakapan pelajar dalam membaca, menulis, tata bahasa, dan perbendaharaan kanji secara terpadu. Selain itu, pengajaran sakubun berhubungan erat dengan happyou atau presentasi, dimana banyak pelajar yang tingkat kemampuan bahasa Jepangnya belum mahir merasa tidak percaya diri dan tertekan.

Oleh karenanya, proses pembelajaran sakubun dianggap sulit sehingga suasana belajar menjadi intens dan serius. Hal inilah yang mendasari penulis untuk mengangkat tema penelitian mengenai metode pengajaran kooperatif Team Games Tournament pada pembelajaran sakubun Bahasa Jepang.

Dalam skripsi ini penulis mengambil tema pengajaran, yaitu meneliti efektifitas metode TGT sebagai salah satu metode Cooperative Learning pada mata kuliah Sakubun to Happyou II.

DeVries (1990:3) mengatakan:
“The purpose of TGT is to create an effective classroom environment in which all student are actively involved in the teaching-learning process and consistently receive encouragement for sucessful performance”.

Tujuan (metode) TGT adalah untuk menciptakan lingkungan ruang kelas yang efektif yakni murid ikut serta secara aktif dalam proses pengajaran-pembelajaran dan menerima dorongan semangat secara konsisten untuk performa (belajar) yang sukses.

Metode TGT dianggap dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap murid untuk aktif dalam proses pembelajaran, juga memberikan dorongan untuk menampilkan yang terbaik. Dan, terima kasih telah singgah di nihongo-gakka.(*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semantik Bahasa Jepang

Dalam kajian ini akan mengulas tentang teori-teori yang semantik bahasa jepang. Dalam teori semantik memiliki makna denotatif dan konotatif. Teori Semantik Bahasa Jepang Menurut (Chaer, 2009, hal.2) kata semantik berasal dari bahasa Yunani, sema, yang berarti “tanda” atau “lambang”, yang dimaksud dengan tanda di sini adalah tanda linguistik. Oleh karena itu semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik sebagai pelafalan dari istilah “la semantique” adalah salah satu ilmu dan analisis tentang makna linguistik (Parera, 2004, hal.42). Untuk pembagian semantik ke dalam ilmu bahasa, ahli semantik (Ikegami,       1991, hal.19) juga mengatakan, 言語における意味の問題は、当然言語学の一部門として意味論の対象になる。意味論は、特に区別されるときは「言語学的な意味論」(linguistic semantics)、「哲学的な意味論」(philosophical semantics)、 「一般意味論」(general semantics)というふうにそれぞれ呼ばれるが、多くはいずれの場合対しても「意味論」という名称使われる。 Terjemahan : Permasalahan arti dalam bahasa yang menjadi objek semantik adalah salah sa...

ILOKUSI EKSPRESIF

Ilokusi ekspresif ILOKUSI EKSPRESIF bertujuan untuk mengaji tindak ilokusi ekpresif yang merepresentasikan prinsip kesantunan dalam program NHK World. Penelitian tindak ilokusi ekspresif banyak berlandaskan pada teori Leech (1993). Data pada bahasan ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung tindak ilokusi ekspresif. Teknik pengumpulan data umumnya menggunakan teknik simak dan catat. Tindak ilokusi ini terdiri dari ucapan terima kasih, permintaan maaf, dan  rasa senang. Klasifikasi tersebut direpresentasikan dalam empat maksim kesantunan yaitu kerendah hatian, pujian, kesepakatan, dan simpati. # Teori Tindak Ilokusi Ekspresif Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang  berhubungan. Menurut Chaer dan Agustina (2004:14), bahasa adalah alat untuk komunikasi. Sesuai dengan  pernyataan tersebut keberadaan bahasa sebagai alat komunikasi penting karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan pikirannya. Ada dua pihak yang saling bertukar informasi dalam berkom...

Teori Penerjemahan Bahasa Jepang

Landasan Teori Penerjemahan Bahasa Jepang Teori penterjemahan bahasa jepang Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan dua buah teori, yakni teori penerjemahan dan teori semantik. Kedua teori ini saling berhubungan dalam proses penerjemahan lirik lagu Sepasang Mata Bola ke dalam bahasa Jepang agar menjadi terjemahan yang paling sesuai dan paling mendekati lirik lagu aslinya. 1. Teori Penerjemahan Seorang guru besar teori terjemahan di Universitas Rikkyo di Tokyo, Torikai Kumiko mengungkapkan bahwa penerjemahan tertulis (翻訳) adalah upaya menerjemahkan secara tertulis isi informasi dari teks tertulis satu bahasa ke dalam bahasa lainnya (Torikai, 1998:3). Menurut Hoed (2006), penerjemahan adalah upaya mengalihkan pesan yakni makna yang terkandung dari teks suatu bahasa (bahasa sumber/BSu) ke dalam teks bahasa yang lain (bahasa ...

Teori Bushu Kanji dalam Bahasa Jepang

Teori bushu kanji Huruf   kanji terbentuk dari beberapa garis atau coretan. Garis-garis atau coretan-coretan tersebut membentuk bagian-bagian kanji, lalu bagian-bagian tersebut pada akhirnya membentuk sebuah huruf kanji secara utuh. Dengan adanya bagian-bagian pada sebuah kanji ini maka timbul istilah yang disebut dengan bushu . Dengan kata lain bushu adalah sebuah istilah berkenaan dengan bagian-bagian yang pada pada sebuah huruf kanji yang dapat dijadikan suatu dasar untuk pengklasifikasian huruf kanji. Jenis Bushu Kanji Jepang Menurut Habien (2000:20) bushu dibagi menjadi tujuh, yaitu: 1. Hen :  Bushu yang berada di bagian kiri huruf kanji. Contohnya : Bushu 木、火、禾、    糸、言、貝、金. 2. Tsukuri :  Bushu yang berada di bagian kanan huruf kanji. Contohnya : Bushu 刂、力、彡、阝、攵、欠、殳、頁. 3. Kanmuri :  Bushu yang berada di bagian atas huruf kanji. Contohnya : Bushu 宀、穴、竹、雨. 4. Ashi :  Bushu yang berada di bawah huruf kanji. Contoh...