Langsung ke konten utama

Sintaksis dalam Bahasa Jepang

Tinjauan Umum Terhadap Sintaksis


Sintaksis  adalah  bidang  tataran  linguistik  yang  secara  tradisional  disebut  tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan tattiein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologi, sintaksis berarti menempatkan   bersama   kata-kata   menjadi   kelompok   kata  atau  kalimat. 

Arifin (2008:1-2) mengemukakan sintaksis sebagai cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat.

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya rumah mewah. Frasa membicarakan hubungan antara sebuah kata dan kata yang lain. Pada contoh tersebut, baik rumah maupun  mewah,  tidak  satu  pun  yang  berfungsi  sebagai  predikat.

Klausa  adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat. Dengan kata lain, klausa membicarakan hubungan sebuah gabungan kata dan gabungan kata yang lain.

Sedangkan kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah subjek dan predikat.

Banyak batasan yang telah dikemukakan mengenai pengertian sintaksis. Sadanobe
(2001:90) mengemukakan,

「文の内部構造を調べ、文がどういう形態素からど
うで き ている か明 ら かにす る 分野を 統 語論と い います 」
yang  artinya “Sintaksis  adalah  meneliti  struktur  internal  kalimat  untuk  mengidentifikasi pembentukan kalimat tersebut dilihat dari sudut morfologi”.

Hari Murti Kridalaksana (1993:191)  juga mendefinisikan  sintaksis sebagai pengaturan  dan hubungan  antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar dalam bahasa.

Satuan terkecil dalam bidang sintaksis adalah kata. Kata dibagi menjadi beberapa kelas kata. Adapun pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut 品詞分類 (hinshi bunrui).

Hinshi


Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata (word class, part of speech), sedangkan bunrui  berarti  penggolongan,  klasifikasi,  kategori,  atau  pembagian.  Jadi,  hinshi bunrui dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karateristiknya secara gramatikal.

Masuoka dan Takubo (1993:4) menyatakan「語は文の材料であり、文を組み立てる上で一定動きをする。この動きの違いによって語を種類分けしたもの が「品詞」である」

yang artinya “Bahasa merupakan materi dari kalimat dan berfungsi tetap dalam membangun kalimat. Hal yang membagi jenis kata berdasarkan perbedaan fungsi inilah yang disebut hinshi”.

Tomita (1991:1-3) menyatakan bahwa hinshi  adalah  kata  yang  telah  dikelompokkan  secara  tata  bahasa.

Hinshi  dibagi menjadi 10 jenis yaitu:


1.   Doshi (Verba) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi predikat. Doshi biasanya berakhiran bunyi ~u. Contoh: kaku (menulis), taberu (makan).

2.   I-keiyoshi  (Adjektiva  ~i)  adalah  kata  yang  dapat  berdiri  sendiri,  juga  dapat menjadi  predikat.  I-keiyoshi  memiliki  beberapa  perubahan  kata  dan  biasanya berakhiran  ~i. I-keiyoshi  disebut  juga kata sifat golongan  satu. Contoh:  shiroi (putih), atsui (panas).

3.   Na-keiyoshi   (Adjektiva   ~na)   adalah   kata   yang   dapat   berdiri   sendiri   dan merupakan kata sifat golongan dua, memiliki perubahan sendiri yang berbeda dengan kata sifat golongan satu (i-keiyoshi). Contoh: kirei (cantik), jozu (pandai).

4.   Meishi (Nomina) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi subjek. Meishi tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: kutsu (sepatu), tsukue (meja).

5.   Rentaishi  (Prenomina)  adalah kata yang hanya berfungsi  menerangkan  meishi. Rentaishi  tidak  dapat  menjadi  subjek  dan  tidak  memiliki  perubahan  bentuk. Contoh: sono (itu), chiisana  (kecilnya).

6.  Fukushi (Adverbia) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi sebagai kata keterangan yang menerangkan yogen (kelas kata yang dapat mengalami perubahan dan dapat menjadi predikat seperti doshi, i-keiyoshi, dan na-keiyoshi). Fukushi  tidak  dapat  menjadi  subjek  dan  tidak  memilliki  perubahan  bentuk. Contoh: zutto (terus), taihen (seperti, seolah-olah).

7.   Setsuzokushi  (Konjungsi)  adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase.  Setsuzokushi  tidak  dapat  menjadi  subjek  dan  tidak  memiliki  perubahan bentuk. Contoh : soshite (lalu, kemudian), suru to (selanjutnya, dengan demikian).

8.   Kandoshi (Interjeksi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan kelas kata lain. Pada umumnya menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab dan lain sebagainya. Kandoshi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: ee (ya, benar), moshi moshi (halo).

9.   Jodoshi  (Verba  Bantu)  adalah  kata  yang  tidak  dapat  berdiri  sendiri,  terutama banyak  melekat  pada  doshi,  keiyoshi,  dan  juga  pada   jodoshi  lain.  Sebagian jodoshi  memiliki  perubahan  sendiri.  Contoh:  ~rareru  (bentuk  dapat, perintah), ~rashii (sepertinya, kelihatannya).

10. Joshi (Partikel) adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki perubahan. Bila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai arti. Joshi hanya berfungsi untuk menyambung kata dengan kata, nomina dengan nomina,  dan  klausa  dengan  klausa.    Contoh:  no  (kepunyaan,  milik),  de  (di, dengan).
Tango (kata) dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua bagian besar yaitu jiritsugo (自立語) dan fuzokugo (付属語). Yang dimaksud dengan jiritsugo adalah kelompok kata yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna.

Kelas kata yang termasuk kelompok ini adalah doshi, i-keiyoshi, na-keiyoshi, meishi, rentaishi, fukushi, setsuzokushi,  dan kandoshi. Sedangkan fuzokugo adalah kelompok kata yang tidak dapat berdiri sendiri.

Fuzokugo baru akan bermakna dan berfungsi apabila bergabung dengan kata lain. Kelas kata yang termasuk kelompok ini adalah jodoshi dan joshi.

Dari sepuluh kelas kata tersebut, beberapa diantaranya dapat dibagi lagi ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Penelitian ini membahas mengenai salah satu diantara sepuluh kelas kata yaitu joshi.



Joshi


Joshi (partikel) termasuk dalam salah satu pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang. Joshi terbagi ke dalam berbagai jenis. Masuoka dan Takubo (2000:49) mengemukakan,

名詞に接続して補足語や主題を作る動きをするもの、語と語、節と節 を接続する動きをするもの、等を一括して「助詞」という。助詞は文 を組み立てにおける動きの違いによって主として、「格助詞」、「提題助詞」、「取り立て助詞」、「接続助詞」、「終助詞」、等に分か れる。

Terjemahan: Joshi adalah partikel yang menghubungkan antara kalimat, kata, kata benda sebagai kalimat tambahan ataupun subjek utama. Pembagian joshi berdasarkan  perbedaan  penyusunan  kalimat  dibagi  menjadi  kakujoshi, teidaijoshi, toritatejoshi, setsuzokujoshi dan shujoshi.

Joshi dipakai setelah suatu kata untuk menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut agar menjadi lebih jelas. Masuoka dan Takubo (2000:49-53) membagi  joshi menjadi 5 jenis yaitu:

1.   Kakujoshi  (格助詞)  adalah joshi yang pada umumnya  dipakai  setelah  nomina untuk menunjukan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lain. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ga, o, ni, kara, to, de, e, made, dan yori.

Contoh:  鈴木さんが街で旧友に会った。
Terjemahan: Suzuki bertemu dengan teman lama di jalan.

2.   Teidaijoshi  ( 提題 助 詞 )  adalah  joshi  yang  pada  umumnya  dipakai  untuk menunjuk pada subjek utama. Pada umumnya, subjek utama dibentuk dari kata benda dan teidaijoshi. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah wa, nara, tte, dan ttara.
Contoh:  日本では、土地の値上がりが深刻化している。
Terjemahan: Di Jepang, harga tanah semakin meningkat.

3.   Toritatejoshi (取り立て助詞) adalah joshi yang pada umumnya dipakai di depan ataupun di belakang kakujoshi. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah wa,  mo,  sae,  demo,  sura,  date,  made,  dake,  bakari,  nomi,  shika,  koso,  nado, nanka, nante, dan kurai.
Contoh:  花子からも返事がなかった。
Terjemahan: Tidak ada balasan dari Hanako.

4.  Setsuzokujoshi (接続助詞) adalah joshi yang dipakai setelah yogen atau setelah jodoshi untuk melanjutkan  kata yang ada sebelumnya  terhadap  kata-kata  yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ba, to, keredo, keredomo, ga, kara, shi, temo, te, nagara, tsutsu, tari, noni, node, dan lainnya.
Contoh:  用事はすぐ終わりますから、ここで待っていてください。


Terjemahan: Pekerjaan saya akan segera selesai, silakan tunggu di sini.

5.   Shuujoshi  (終助詞) adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata benda pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pernyataan, larangan, seruan, rasa haru, dll. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah sa (menyatakan keputusan), ka, kai, kana, kashira (menyatakan keraguan), ne, na (menyatakan persetujuan), yo, zo, ze (menyatakan pemberitahuan), naa, wa (menyatakan   perasaan),   kke  (menyatakan   pemastian   ingatan),   dan   lainnya.

Contoh:  財布が落ちましたよ。
Terjemahan: Dompet anda jatuh loh.

Setsuzokujoshi


Setsuzokujoshi  atau kata bantu  sambung  merupakan  salah satu jenis joshi atau partikel untuk menghubungkan antar kata maupun kalimat. Dalam pembagian joshi, ~nagara  termasuk  ke dalam contoh  setsuzokujoshi.  Okutsu  (1990:17)  yang dalam bukunya mengenai setsuzokujoshi mengemukakan,

接続助詞は文と文を結びつける働きをもつものと一般にされている。そして、これには2種類あって、文と文を対等に結合するものと、従 属的に結合するものとがある、とされる。

Terjemahan: Pada umumnya, setsuzokujoshi adalah kata yang menghubungkan perbuatan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Setsuzokujoshi terbagi menjadi dua jenis, yaitu setsuzokujoshi  yang menghubungkan  antara kalimat secara sejajar dan setsuzokujoshi yang menghubungkan antara kalimat yang saling melengkapi.



Pengertian setsuzokujoshi juga dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (2000:51-52) yaitu:

語と語、節と節を接続する助詞を、「接続助詞」と呼ぶ。

Terjemahan:
Setsuzokujoshi adalah joshi yang menyambungkan  antara kata dan kata, serta kalimat dan kalimat.

例:
・太郎と花子。(語と語を接続する助詞)
・用事はすぐ終わりますから、ここで待っていてください。(節と節を 接 続する助詞)

Contoh:
・Taro dan Hanako. (Joshi yang menghubungkan kata dan kata)
・Karena pekerjaan saya akan segera selesai, silakan anda menunggu di sini. (Joshi yang menghubungkan kalimat dan kalimat)

2.   Setsuzokujoshi   dibagi   menjadi   dua   jenis   yaitu   heiretsusetsuzokujoshi   dan juzokusetsuzokujoshi.

接続助詞には、並列的な関係で接続する働きを持つ「並列接続助詞」 と、従属的な関係で接続する働きを持つ「従属接続助詞」がある。こ のうち、並列接続助詞には、語と語(具体的には、名詞と名詞)を接 続するものと、節と節を接続するものがある。

Terjemahan:
Setsuzokujoshi yang berfungsi untuk menunjukkan adanya kesinambungan antara kata yang satu dengan kata berikutnya dan bersifat setara disebut  heiretsusetsuzokujoshi,  dan setsuzokujoshi  yang menghubungkan tindakan  yang  saling  bersubsitusi  atau  melengkapi  disebut juzokusetsuzokujoshi.  Heiretsusetsuzokujoshi  menghubungkan antara kata dan kata (yaitu nomina dan nomina), juga antara kalimat dan kalimat.

a.   名詞と名詞を接続するもの:「と、や、も、に、か」


Menghubungkan nomina dan nomina: to, ya, mo, ni, ka
例:スポーツの中では、テニスや水泳が好きだ。
Contoh: Di antara jenis olahraga, saya menyukai tenis dan renang.

b.   並列節と主節を接続するもの(述語の基本形・タ形に接続する):「し、が」等。

Menghubungkan  antara induk kalimat  dan anak kalimat  (bentuk  dasar dan ta) : shi, ga, dan lainnya.
例:
・日本は、車も多いし、道路も狭い。
・この街は、道路は広いが、車も多い。

Contoh:
・Di Jepang banyak mobil dan jalanan juga sempit.
・Jalanan ini meskipun luas, mobilnya juga banyak.


3.   従属接続助詞にも、語と語(具体的には名詞と名詞)を接続するものと、 節と節を接続するものがある。

Terjemahan:  Juzokusetsuzokujoshi  juga  menghubungkan  antara  kata  dan  kata (yaitu nomina dan nomina) serta antara kalimat dan kalimat.

a.   名詞と名詞を接続するもの:「の、という」
Menghubungkan nomina dan nomina: no, toiu.

例:日本語の本。
Contoh: Buka bahasa Jepang.

b.   従属節と主節を接続するもの。
Menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat.

a)   述語の基本形に接続するもの:「と、まで、なり」
Menghubungkan bentuk dasar dari predikat: to, made, nari

例:トンネルを抜けると、そこは一面の菜の花畑だった。
Contoh:  Jika  melewati  terowongan,  di  sana  adalah  kebun  yang  penuh dengan sayuran.


b)  述語のタ形に接続するもの:「きり」
Menghubungkan bentuk ta dari predikat: kiri

例:花子は出て行ったきり、戻ってこない。
Contoh: Hanako pergi, tidak pernah kembali.


c)   述語の基本形・タ形に接続するもの:「から、けれども、なら」 Menghubungkan   bentuk   ta   dan   bentuk   dasar   dari   predikat:   kara, keredomo, nara

例:ベルを押したけれども、返事がなかった。
Contoh: Meskipun sudah menekan bel, namun tidak ada balasan.

d)  述語の基本形・タ形、連体形に接続するもの:「ので、のに」 Menghubungkan bentuk ta, bentuk dasar dan kata sifat dari predikat: node, noni

例:この国の人は皆親切なので、とても暮しやすい。
Contoh:  Penduduk  negara ini semuanya  baik hati, sangat  mudah untuk beradaptasi.

e)   述語の連用形に接続するもの:「ながら、つつ」Menghubungkan bentuk sambung dari predikat: nagara, tsutsu

例:花子はいつも、音楽を聞きながら勉強する。
Contoh: Hanako selalu belajar sambil mendengarkan musik.

f)   述語のテ形に接続するもの:「から」Menghubungkan bentuk te dari predikat: kara

例:よく考えてから、ご返事します。
Contoh: Setelah dipikirkan lalu memberikan balasan.

Setsuzokujoshi ~Nagara


Dalam  pembagian   setsuzokujoshi   menurut  Masuoka  dan  Takubo  (2000:52), ~nagara   termasuk   ke   dalam   setsuzokujoshi   yang   menghubungkan   ke   bentuk sambung  dari predikat.

Dalam kamus Jepang–Indonesia  (2005:683),  kata ~nagara dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi sambil; seraya. Tidak hanya terbatas pada makna ‘sambil’, kata ~nagara juga diterjemahkan menjadi meskipun, walaupun, sungguhpun.

Mengenai setsuzokujoshi  ~nagara, Sekiguchi (2004:145) mengemukakan
「ながら」は、二つの動作・状態が同時に行われる(続けられる)ことを表した り、同時にわれる二つのことが矛盾するような心持ちを表す 」

yang artinya
“~Nagara menunjukkan adanya dua kegiatan atau kondisi yang dilakukan secara bersamaan, juga mengekspresikan perasaan saat adanya dua hal yang berkontradiksi pada waktu yang sama”.

Sekiguchi (2004:145) juga menambahkan fungsi dari setsuzokujoshi ~nagara yaitu
「 訳は逆説の他に「~のままで」「全部・ともに」」

yang  artinya
“Selain  menunjukkan  pada makna  berlawanan,  setsuzokujoshi  ~nagara  juga bermakna situasi yang seperti itu (tanpa perubahan) dan juga bermakna semua”.

Fungsi Setsuzokujoshi ~Nagara:


1.   二つの動作・状態が同時に行われる(続けられる)ことを表す

Menyatakan   adanya  dua  tindakan   atau  keadaan  yang  terjadi  dalam  waktu bersamaan (sambil).

Contoh kalimat:


a.   音楽を聴きながら、勉強や仕事をする人のことを「ながら族」という。 Terjemahan:  Orang yang bekerja atau belajar sambil mendengarkan  musik disebut nagarazoku.

b.   母は鼻歌を歌いながら夕飯の用意をしている。
Terjemahan: Ibu menyiapkan makan malam sambil bersenandung.

c.   アイスクリームを食べながら、町を歩く若者が多い。
Terjemahan: Banyak kaum muda yang berjalan sambil  makan es krim.

d.   医者は患者の経過を見ながら、使う薬を加減する。
Terjemahan:  Dokter  memberikan  obat yang  dikonsumsi  sambil  melihat perkembangan pasien.



2.   同時にわれる二つのことが矛盾するような心持ちを表す


Menyatakan adanya dua hal yang berkontradiksi/bertentangan  dalam waktu yang sama (walaupun/meskipun)

Contoh kalimat:

a.   このバイクは小型ながら馬力がある。
Terjemahan:  Sepeda  motor  ini  meskipun  bentuknya  kecil,  tetapi  memiliki tenaga kuda.

b.   狭いながらもようやく自分の持ち家を手に入れることができた。
Terjemahan: Meskipun sempit, akhirnya dapat memiliki rumah sendiri.

c.   子供ながらに、なかなかしっかりとした挨拶であった。
Terjemahan: Meskipun masih anak-anak, ia dapat memberi salam secara santun.

d.   学生の身分でありながら、高級車で通学している。
Terjemahan: Meskipun  baru mahasiswa,  ia pergi ke kampus  dengan menggunakan mobil mewah.



3.   「~のままで」



Menyatakan keadaan yang tidak berubah, tetap seperti itu


Contoh kalimat:

a.   被害者は、涙ながらに事件の状況を語った。
Terjemahan: Si korban menceritakan kejadian itu dengan bercuruan air mata.

b.   生まれながらのすぐれた才能に恵まれている。
Terjemahan: Ia dikarunia kejeniusan semenjak dilahirkan.

c.   いつもながら親切だ。
Terjemahan: Ia selalu ramah.

4.   「全部・ともに」


Bermakna ‘semua, bersamaan’ Contoh kalimat:
a.   兄弟二人ながら、労働者になった。
Terjemahan: Kedua kakak beradik telah menjadi pekerja

b.   皮ながら、食べる。
Terjemahan: Makan bersama kulit.


Setsuzokujoshi  ~nagara  memiliki  4  fungsi  yaitu  bermakna  sambil,  meskipun, keadaan  yang  konstan  tanpa  perubahan,  dan  bermakna  semua.  Pembentukan  dari setsuzokujoshi ~nagara juga berbeda-beda.

Yamanishi (2004:201) mengemukakan bahwa,
「「ながら」は体言、動詞・動詞型の助動詞の連用形、形容詞・形容動 詞 の語幹な どに接続 する」

yang  artinya
“~Nagara  menghubungkan  taigen, doushi ataupun jodoshi yang melekat pada doushi, i-keiyoshi, dan perubahan bentuk yogen dari na-keiyoshi yang dibuang, dan yang digunakan adalah bagian yang tidak berubah”. 

Yang termasuk ke dalam taigen adalah nomina, numeralia, dan pronomina. Doushi dalam bahasa Jepang mengalami konjugasi. Konjugasi dalam bahasa Jepang disebut  katsuyou  yaitu  perubahan-perubahan  bentuk  yang  terjadi  pada  kelas  kata verba.

Oono (1989:86) menyatakan bahwa
「「ながら」は副詞にも付けて成語を 作ることがある。数詞や量を示す指示語に付いた場合は、「全部・ともに」の意とな る」

yang  artinya
“~Nagara  juga  dibentuk  dengan  diikuti  adverbia. ~Nagara akan bermakna ‘semua’ pada saat diikuti oleh numeralia atau kata yang menunjuk pada jumlah”.
Dan, terima kasih telah singgah di nihongo-gakka.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Konsep Kanji dalam Bahasa Jepang

Teori Konsep Kanji Huruf kanji 「漢字」 adalah huruf yang di buat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Huruf kanji disampaikan ke Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri China merupakan zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negri Kan. (Iwabuchi, 1989, hal.63). Huruf kanji  mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa di baca. Seperti beberapa contoh karakter huruf Kanji yang ada di bawah ini, huruf berangsur-angsur berubah ke bentuk yang lebih sederhana dan mudah di tulis. Sehingga menjadi huruf Kanji yang kita gunakan sampai sekarang. Pengertian kanji menurut (Takebe, 1993, hal.4) adalah : 漢字は意味を表します。漢字はその意味をその読み方がわかります。漢字の「口」の元は、くちの絵でした Terjemahan : Kanji mengekspresikan arti. Dalam kanji, mengerti cara bacanya melalui arti dari kanji tersebut. Bentuk asli dari kanji kuchi「口」merupakan gambar dari bentuk mulut. Konsep Kanji Huruf kanji merupakan salah satu asp

Semantik Bahasa Jepang

Dalam kajian ini akan mengulas tentang teori-teori yang semantik bahasa jepang. Dalam teori semantik memiliki makna denotatif dan konotatif. Teori Semantik Bahasa Jepang Menurut (Chaer, 2009, hal.2) kata semantik berasal dari bahasa Yunani, sema, yang berarti “tanda” atau “lambang”, yang dimaksud dengan tanda di sini adalah tanda linguistik. Oleh karena itu semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik sebagai pelafalan dari istilah “la semantique” adalah salah satu ilmu dan analisis tentang makna linguistik (Parera, 2004, hal.42). Untuk pembagian semantik ke dalam ilmu bahasa, ahli semantik (Ikegami,       1991, hal.19) juga mengatakan, 言語における意味の問題は、当然言語学の一部門として意味論の対象になる。意味論は、特に区別されるときは「言語学的な意味論」(linguistic semantics)、「哲学的な意味論」(philosophical semantics)、 「一般意味論」(general semantics)というふうにそれぞれ呼ばれるが、多くはいずれの場合対しても「意味論」という名称使われる。 Terjemahan : Permasalahan arti dalam bahasa yang menjadi objek semantik adalah salah satu bagian dalam ilm

Goi dalam Bahasa Jepang

Jenis Jenis Goi Sudjianto dan Dahidi(2007:98) ) dalam Pengantar Linguistik Bahasa Jepang menjelaskan bahwa : Kosakata atau goi dapat diklasifikasikan berdasrkan pada cara-cara, standar atau sudut pandang apa kita melihatnya. Misalnya berdasarkan karakteristik gramatikalnya terdapat kata-kata yang tergolong doushi (verba), i-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoushi (ajektiva i), na-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoudoushi (ajektiva na). meishi (nomina), rentaishi (prenomina), fukushi (adverbia), kandoushi (interjeksi), setsuzokushi (konjungsi), jodoushi (verba bantu), dan joshi (pertikel). Kosakata dapat juga diklasifikasikan berdasarkan para penuturnya dilihat dari faktor usia, jenis kelamin dan sebagainya. Lalu berdasarkan pekerjaan atau bidang keahliannya di dalam bahasa Jepang terdapat beberapa senmon yoogo(istilah-istilah teknis atau istilah-istilah bidang keahlian) termasuk didalamnya kata-kata yang termasuk bidang kedokteran, pertanian, teknik, perekonomian,