Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Ukemi dalam Bahasa Jepang

Ukemi Landasan Teori ukemi  Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori induk dari ukemi, yakni teori Voice (態), beserta dengan Ukemi dan jenis-jenis Ukemi tersebut. Pengertian Voice Menurut Hidaka (n.d, hal. 1) yang dikutip dalam jurnalnya yang berjudul voice (Judoubun wo chuushin ni)    ヴォイスとは、動詞の基本形(辞書形)の取る格関係と、その動詞    (助動詞)や補助用言などを付加した場合に取る格関係に、変化が生じる    という現象である。 Terjemahan :    Voice merupakan hubungan dalam suatu kasus dalam mengambil bentuk dasar    (bentuk kamus pada kata kerja dan bila adanya kasus tambahan imbuhan (jodoushi)     dari kata kerja atau tambahan predikat dalam hubungan suatu kasus, dapat    dikatakan ungkapan yang menghasilkan perubahan. Menurut Muraki dalam Nitta (1991, hal. 1) voice merupakan salah satu kategori gramatikal yang memiliki kedudukan yang sama dengan tense, mood, dan kata kerja (doushi). Berikut tabel predikat menurut Ichikawa dalam Dharma (2010, hal. 10) Pengklasifikasian Jutsugo ( 述語 ) Pada penelitian ini,

Teori Semantik Bahasa Jepang

Semantik bahasa Jepang Landasan Teori Semantik Setiawati (2005, hal.114), menerangkan bahwa semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. Menurut Ogden dan Richards dalam Setiawati (1923, hal.114), juga menjelaskan “teori segitiga semantik” yang sampai saat ini masih berpengaruh dalam teori semantik, kaitan antara lambang, citra mental atau konsep, dan refren atau objek dapat dijelasakan dalam gambar. Gambar 1. Segitiga makna Gambar segitiga Ogden dan Richards, menunjukan bahwa diantara lambang bahasa dan konsep terdapat hubungan langsung, sedangkan lambang bahasa dengan refren atau objeknya tidak berhubungan langsung (digambarkan dengan garis putus-putus) karena harus melalui konsep. Menurut Harimurti (2001, hal.193), menerangkan semantik adalah ilmu yang  mempelajari hubungan antara lambang dan refrennya. Dari teori-teori tersebut dijelaskan kembali bahwa, semantik merupakan sebuah pemahaman dalam sebuah bahasa berbeda, yang terdapat pad

Natsume Soseki dalam Kajian Kesusastraan Jepang

Natsume Souseki  Native name, 夏目 金之助, Born Natsume Kin'nosuke, 9 February 1867, Edo, Tokugawa shōgunate, Died 9 December 1916 (aged 49), Tokyo, Empire of Japan, Occupation Writer, Genre novels, short stories, poetry (sumber : wikipedia) Latar Belakang Kesusastraan Jepang Kesusastraan adalah salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh setiap negara. Kekayaan  akan kesusastraan  diseluruh penjuru bumi  berkembang dengan pesat. Salah satu negara yang berpengaruh dalain dunia kesusa traan adalah Jepang. Dalam Wikipedia The Free Encyclopedia (2011), kesusastraan Jepang mendapat pengaruh dari kontak dengan Cina dan Kesusastraan Cina yang ditulis  sebagai  Cina  Klasik. Kesusastraan Jepang mendapat pengaru Kesusastraan Cina dan Cina Klasik hingga akhir zaman Edo. meinbuka diri kembali dari masa isolasi dengan dunia, kesusastraan Jepang mendapat pengaruh dari budaya Barat. Kemudian budaya barat dan timur mempengaruhi satu sama lain hingga sekarang. Periodisasi Kesus

Teori Hinshi atau “kelas kata”

Hinshi Pembagian Hinshi atau “kelas kata” Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 「品詞」atau “kelas kata” ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 「動詞」(verba),  yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 「歩く」、「倒れる」、「話す」. 2. Keiyoushi  「形容詞」(adjektiva),   yaitu  kata  yang  menunjukkan  bermacam- macam kondisi atau situasi, dapat berperan sebagai predikat dan nomina yang menerangkan sifat. Contoh :「強い」、「なつかしい」. 3. Hanteishi「判定詞」,  yaitu kata yang menggabungkan nomina untuk membentuk sebuah predikat. Hanteishi dibagi menjadi 3, yaitu「だ」、「である」dan「で す」. 4. Jodoshi 「助動詞」(verba bantu)  yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dapat berubah bentuk, dan banyak melekat pada doushi, keiyoushi, juga pada jodoushi lain. Contoh : 「のだ」、「ことだ」、「ものだ」. 5. Meishi 「名詞」(nomina),  kata-kata yang menunjukan nama suatu tempat, benda, orang, peristiwa, keadaan, termasuk ke dalam meishi. Meishi  dapat

Kesalahan Pengucapan Bahasa Jepang

Kesalahan pengucapan dalam bahasa jepang Pembelajar Bahasa Jepang, memiliki kecenderungan yang salah dalam mengucapkan bahasa Jepang. Hal ini banyak sekali variabel yang menjadi sebabnya. Ragam Bahasa Dunia Berbeda-beda Setiap  bahasa  yang  digunakan  di  masing-masing  negara  memiliki  bunyi  yang berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu bahasa, baik dari cara membunyikannya maupun membangun sebuah kalimat secara lisan ataupun tertulis. Sutedi (2004: 2) mengungkapkan: Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain, tetapi hanya ditujukan pada diri sendiri, seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan maupun hanya di dalam hati. Tetapi, yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat dan keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa. Agar bahasa dapat digunakan

Teori Penerjemahan Bahasa Jepang

Landasan Teori Penerjemahan Bahasa Jepang Teori penterjemahan bahasa jepang Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan dua buah teori, yakni teori penerjemahan dan teori semantik. Kedua teori ini saling berhubungan dalam proses penerjemahan lirik lagu Sepasang Mata Bola ke dalam bahasa Jepang agar menjadi terjemahan yang paling sesuai dan paling mendekati lirik lagu aslinya. 1. Teori Penerjemahan Seorang guru besar teori terjemahan di Universitas Rikkyo di Tokyo, Torikai Kumiko mengungkapkan bahwa penerjemahan tertulis (翻訳) adalah upaya menerjemahkan secara tertulis isi informasi dari teks tertulis satu bahasa ke dalam bahasa lainnya (Torikai, 1998:3). Menurut Hoed (2006), penerjemahan adalah upaya mengalihkan pesan yakni makna yang terkandung dari teks suatu bahasa (bahasa sumber/BSu) ke dalam teks bahasa yang lain (bahasa

ILOKUSI EKSPRESIF

Ilokusi ekspresif ILOKUSI EKSPRESIF bertujuan untuk mengaji tindak ilokusi ekpresif yang merepresentasikan prinsip kesantunan dalam program NHK World. Penelitian tindak ilokusi ekspresif banyak berlandaskan pada teori Leech (1993). Data pada bahasan ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung tindak ilokusi ekspresif. Teknik pengumpulan data umumnya menggunakan teknik simak dan catat. Tindak ilokusi ini terdiri dari ucapan terima kasih, permintaan maaf, dan  rasa senang. Klasifikasi tersebut direpresentasikan dalam empat maksim kesantunan yaitu kerendah hatian, pujian, kesepakatan, dan simpati. # Teori Tindak Ilokusi Ekspresif Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang  berhubungan. Menurut Chaer dan Agustina (2004:14), bahasa adalah alat untuk komunikasi. Sesuai dengan  pernyataan tersebut keberadaan bahasa sebagai alat komunikasi penting karena dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan pikirannya. Ada dua pihak yang saling bertukar informasi dalam berkomunikasi yaitu