Langsung ke konten utama

Interaksi di Kalangan Para Penggemar Manga

Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol. Reaksi yang dilakukan oleh satu orang terhadap tindakan orang lain didasarkan pada penilaian makna yang ada.

Aksi dan reaksi dalam berinteraksi di dalam masyarakat tidak hanya berdasarkan pada stimulus dan respon tetapi juga harus melalui interpretasi dari individu sendiri sebelum memberikan respon terhadap tindakan orang lain terhadapnya.

Komunikasi melalui isyarat sederhana adalah bentuk yang paling sederhana dan paling pokok dalam komunikasi, tetapi manusia tidak terbatas pada komunikasi ini.

Hal ini disebabkan karena manusia mampu menjadi objek untuk dirinya sendiri dan melihat tindakannya seperti orang lain melihatnya.

Dengan kata lain, manusia dapat membayangkan dirinya secara sadar dalam perilakunya dari sudut pandangan orang lain. Sebagai akibatnya, mereka dapat mengkonstruksikan perilakunya dengan sengaja untuk membangkitkan tipe respon tertentu dari orang lain.

Sebuah isyarat yang menghasilkan respon pada orang yang sedang melakukannya seperti terjadi pada orang kemana isyarat itu diarahkan, merupakan sebuah isyarat yang berarti.

Respon yang sama ini merupakan arti isyarat, dan arti-arti yang muncul ini memungkinkan komunikasi simbol.

Karakteristik dari komunikasi simbol manusia bahwa manusia tidak hanya terbatas pada isyarat saja, tetapi manusia juga menggunakan kata-kata , yakni simbol suara yang  mengandung arti dan bersifat standar.

Para penggemar manga yang memiliki interaksi yang fokus pada kegiatan tertentu haruslah memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, baik dengan sesama penggemar manga ataupun terhadap para penikmat karyanya.

Selain itu, mereka juga dapat berkomunikasi dengan berbagai cara yang mereka bisa. Dengan karya yang mereka hasilkan pun, mereka dapat menyampaikan suatu pesan, mereka dapat berkomunikasi dengan penikmat karyanya meski hanya melalui media karya.

Justru dengan adanya karya mereka, para performer dapat lancar berkomunikasi dengan para penikmat karyanya, karena entah bagaimana terkadang sesama penggemar manga bisa saling memahami dengan baik tanpa kesulitan yang berarti.

Seperti yang tadi telah dibahas, bahwa para performer dapat berkomunikasi dengan para penikmat karyanya, mereka berkomunikasi dengan karyanya.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan gambar, para penggemar manga menggambar sesuatu karena mereka ingin menyampaikan sesuatu pada penikmat karyanya. Para penggemar itu berkomunikasi dengan simbol-simbol yang mereka buat dalam gambar mereka.

Dalam manga Jepang, ada ciri khas gambar mereka yang disebut ikonografi. Ikonografi ini salah stau bentuk simbol yang dapat digunakan oleh para komikus untuk berkomunikasi dengan para pembacanya, selain dari gambarannya sendiri.

Banyak orang yang mengerti cerita dalam suatu gambar meskipun gambar tersebut tidak disertai percakapan ataupun tulisan yang menceritakan sesuatu di dalamnya.

Para penikmat karya yang dihasilkan oleh para penggemar manga melakukan proses interpretasi dari individu itu sendiri dalam pikirannya, sehingga terkadang yang muncul adalah hasil pikiran sendiri yang belum tentu benar dan belum tentu sama seperti apa yang pembuat karya tersebut maksudkan, bahkan dengan sesama penikmat karya yang lain pun.

Karena begitu mereka berusaha mencerna apa yang terdapat dalam gambar, mereka berusaha menangkap makna dari gambaran yang ada dalam gambar.

Tetapi pemaknaan gambar bagi setiap orang bisa berbeda karena tergantung pada apa yang ada di pikiran orang tersebut sebelumnya, juga tergantung pada pengalamannya berkomunikasi dengan simbol dan cara merepresentasikannya sehingga muncul suatu respon tertentu setelah melihat gambar tersebut. 

Hubungan antara komunikasi dan kesadaran subjektif sangat dekat, proses berpikir subjektif bisa dilihat sebagai sisi yang tersembunyi dari sekomunikasi itu sendiri (covert), karena unsur subjektifitas inilah dapat terjadi perbedaan penangkapan makna yang ada pada gambar.

Para pembuat karya pun bisa merekonstrusikan gambarnya sedemikian rupa untuk membangkitkan respon tertentu dari orang lain, untuk menimbulkan kesan tertentu kepada orang lain, agar orang lain itu bisa mengerti apa yang dia rasakan sewaktu menggambar itu, agar orang lain mengerti apa yang berusaha dia sampaikan melalui gambarnya.

Gambar adalah salah satu simbol komunikasi dan isyarat yang tersamar dalam proses interaksi antara para penggemar manga yang menghasilkan karya dengan orang disekitarnya yang menikmati karyanya.

Tetapi setiap kegiatan para penggemar manga pun mengandung isyarat yang tidak dapat ditolak dan dipungkiri bahwa mereka berusaha menyampaikan sesuatu kepada para penikmat karya mereka.

Akting dalam cosplay adalah salah satu bentuk isyarat fisik yang dilakukan oleh para cosplayer untuk menyampaikan sesuatu kepada para penontonnya.

Mereka membuat mimik muka tertentu, berperilaku tertentu untuk menimbulkan kesan kepada para penontonnya, para cosplayer ingin para penonton mengerti apa yang sedang mereka sampaikan lewat bahasa tubuh. Cosplayer jarang mengeluarkan suara saat mereka tampil, kecuali lewat kaset rekaman.

Tetapi bahkan hal tersebut jarang ditemui pada cosplayer yang tampil secara individu di panggung, hal tersebut hanya terjadi pada beberapa kabaret cosplay, meski tidak semua kabaret cosplay menggunakan suara rekaman kaset untuk membuat cerita, malah lebih banyak yang hanya akting saja dengan ditambah backsound yang mendukung penampilan mereka.

Para cosplayer berusaha sebaik mungkin dengan berakting dan telah sebelumnya memprediksi respon tertentu dari para penontonnya, mereka mengharapkan respon tertentu dari akting yang mereka lakukan.

Mereka telah memperhitungkan tindakan apa yang akan terjadi apabila mereka melakukan sebuah isyarat kecil kepada penonton.

Sebuah isyarat fisik kecil yang dikeluarkan oleh cosplayer bisa berpengaruh besar terhadap penonton, terhadap pikiran penonton, dan respon yang akan dia dapat dari penonton.

Misalnya saja seperti cosplay yang dilakukan oleh Anpan Man yang lucu di acara Choco Days 2011. Sejak awal dia memasuki panggung untuk tampil, Anpan Man tersebut telah bersikap malu-malu, menoleh kekiri-kekanan sebelum memasuki panggung.

Sewaktu perform, Anpan Man menari-nari dengan lincah, dan apabila penonton mulai bersorak menyemangati, dia menutup muka dengan tangan sehingga penonton lebih heboh karena melihat tingkah Anpan Man yang lucu.

Setelah tampil pun, Anpan Man tidak langsung turun panggung, tetapi sikap malu-malu menutup muka dengan tangan kembali dilakukannya, bahkan kali ini dia berlari kecil menuju pojok panggung.

Penonton tertawa melihat ulahnya. Setelah waktu tampilnya selesai, sebelum meninggalkan panggung, Anpan Man tersebut membuat gerakan cium jauh kepada para penonton yang langsung disambut sorakan keras oleh penonton.

Proses interaksi melalui isyarat fisik berhasil dilakukan oleh orang yang mengenakan kostum Anpan Man tersebut, karena dia telah merekonstruksikan perilakunya dengan sengaja untuk membangkitkan respon heboh dari penonton.

Dia telah memikirkan tindakan yang dianggap potensial ini dan telah menilainya menurut konsekuensi-konsekuensi yang telah dibayangkannya, dia telah mengantisipasi segala hal, terutama reaksi dari penonton.

Isyarat fisik pun terkadang digunakan para penggemar manga yang memilih dunia bermusik sebagai salah satu bentuk aktualisasi dirinya.

Para musisi beraliran Jepang, dalam penampilan mereka, mereka kadang mengarahkan mic mereka kepada penonton dengan tujuan agar para penontonnya ikut bernyanyi bersama mereka.

Seringnya strategi komunikasi tersebut berhasil sehingga penampilan mereka lebih heboh dan mereka menjadi seolah menyatu dengan penonton.

Mereka telah mengkondisikan momen tertentu untuk dapat berkomunikasi dengan lebih dekat pada para penontonnya, mereka telah memperhitungkan apa yang seharusnya mereka lakukan, misalnya mereka membawakan lagu-lagu populer yang semua penonton dikira dapat mengetahuinya, dengan harapan bahwa dengan membawakan lagu populer yang semua orang mengerti, maka penonton akan lebih mudah diajak berkomunikasi lewat isyarat.

Bagi para musisi beraliran Jepang tersebut, cara berkomunikasinya bukan hanya melalui isyarat fisik semata, tetapi juga bahasa, kata-kata yang didapatnya dari lirik lagu yang mereka bawakan.

Kata-kata adalah sebuah isyarat standar yang semua orang mengerti, mengandung arti dan bersifat standar.

Kata-kata yang disampaikan lewat lagu yang dinyanyikan, lewat suara yang mereka hasilkan, ditambah dengan isyarat fisik yang tepat, maka penampilan mereka akan sempurna, mereka akan lebih maksimal menyampaikan pesan yang ada dalam lagu tersebut dan menampilkan kesan tertentu pada para penonton sehingga penonton pun akan bisa merespon tindakan mereka dengan maksimal pula. Keep touch in nihongo-gakka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sintaksis dalam Bahasa Jepang

Tinjauan Umum Terhadap Sintaksis Sintaksis  adalah  bidang  tataran  linguistik  yang  secara  tradisional  disebut  tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan tattiein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologi, sintaksis berarti menempatkan   bersama   kata-kata   menjadi   kelompok   kata  atau  kalimat.  Arifin (2008:1-2) mengemukakan sintaksis sebagai cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa dan kalimat. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya rumah mewah. Frasa membicarakan hubungan antara sebuah kata dan kata yang lain. Pada contoh tersebut, baik rumah maupun  mewah,  tidak  satu  pun  yang  berfungsi  sebagai  predikat. Klausa  adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya memiliki sebuah predikat, dan berpotensi menjadi kalimat.

Teori Konsep Kanji dalam Bahasa Jepang

Teori Konsep Kanji Huruf kanji 「漢字」 adalah huruf yang di buat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Huruf kanji disampaikan ke Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri China merupakan zaman Kan. Oleh sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negri Kan. (Iwabuchi, 1989, hal.63). Huruf kanji  mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa di baca. Seperti beberapa contoh karakter huruf Kanji yang ada di bawah ini, huruf berangsur-angsur berubah ke bentuk yang lebih sederhana dan mudah di tulis. Sehingga menjadi huruf Kanji yang kita gunakan sampai sekarang. Pengertian kanji menurut (Takebe, 1993, hal.4) adalah : 漢字は意味を表します。漢字はその意味をその読み方がわかります。漢字の「口」の元は、くちの絵でした Terjemahan : Kanji mengekspresikan arti. Dalam kanji, mengerti cara bacanya melalui arti dari kanji tersebut. Bentuk asli dari kanji kuchi「口」merupakan gambar dari bentuk mulut. Konsep Kanji Huruf kanji merupakan salah satu asp

Semantik Bahasa Jepang

Dalam kajian ini akan mengulas tentang teori-teori yang semantik bahasa jepang. Dalam teori semantik memiliki makna denotatif dan konotatif. Teori Semantik Bahasa Jepang Menurut (Chaer, 2009, hal.2) kata semantik berasal dari bahasa Yunani, sema, yang berarti “tanda” atau “lambang”, yang dimaksud dengan tanda di sini adalah tanda linguistik. Oleh karena itu semantik merupakan ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik sebagai pelafalan dari istilah “la semantique” adalah salah satu ilmu dan analisis tentang makna linguistik (Parera, 2004, hal.42). Untuk pembagian semantik ke dalam ilmu bahasa, ahli semantik (Ikegami,       1991, hal.19) juga mengatakan, 言語における意味の問題は、当然言語学の一部門として意味論の対象になる。意味論は、特に区別されるときは「言語学的な意味論」(linguistic semantics)、「哲学的な意味論」(philosophical semantics)、 「一般意味論」(general semantics)というふうにそれぞれ呼ばれるが、多くはいずれの場合対しても「意味論」という名称使われる。 Terjemahan : Permasalahan arti dalam bahasa yang menjadi objek semantik adalah salah satu bagian dalam ilm

Goi dalam Bahasa Jepang

Jenis Jenis Goi Sudjianto dan Dahidi(2007:98) ) dalam Pengantar Linguistik Bahasa Jepang menjelaskan bahwa : Kosakata atau goi dapat diklasifikasikan berdasrkan pada cara-cara, standar atau sudut pandang apa kita melihatnya. Misalnya berdasarkan karakteristik gramatikalnya terdapat kata-kata yang tergolong doushi (verba), i-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoushi (ajektiva i), na-keiyoushi atau ada yang menyebutnya keiyoudoushi (ajektiva na). meishi (nomina), rentaishi (prenomina), fukushi (adverbia), kandoushi (interjeksi), setsuzokushi (konjungsi), jodoushi (verba bantu), dan joshi (pertikel). Kosakata dapat juga diklasifikasikan berdasarkan para penuturnya dilihat dari faktor usia, jenis kelamin dan sebagainya. Lalu berdasarkan pekerjaan atau bidang keahliannya di dalam bahasa Jepang terdapat beberapa senmon yoogo(istilah-istilah teknis atau istilah-istilah bidang keahlian) termasuk didalamnya kata-kata yang termasuk bidang kedokteran, pertanian, teknik, perekonomian,